"Amun kadada beisi bakat menulis ini pas kada nyambung gimana?" Tanya seseorang kepada penulis dengan bahasa banjar yang kurang lebih artinya sebagai berikut ( Kalau tidak ada mempunyai bakat menulis ditengah jalan tulisannya tidak nyambung, bagaimana). Penulis pun menjawab "tulis saja dulu, kalau bisa membalas chat WA berarti bakat saja menulis". Tidak perlu bahasan yang terlalu tinggi dulu, cukup mengenai peristiwa keseharian kita, tuangkan kedalam tulisan dan gabung dengan referensi sebagaimana Buya Hamka berpesan kepada penulis pemula seperti kita ini.
Penulis hari ini merenung, mengapa foto persyaratan menikah itu harus warnanya biru? Mengapa tidak warna lainnya seperti kuning, hijau, dan lainnya? Akhirnya penulis hari ini mensearching walaupun hanya melalui google yang belum teruji secara ilmiah kebenarannya. Dilansir dari tulisan Ayu Puji Lestari dengan judul Mengenal 5 Makna Warna di Balik Pernikahan bahwa warna biru menurut kebudayaan Cina artinya kekal. Hal inilah yang membuat biru sering dipakai sebagai warna tema dalam pernikahan. Tak hanya itu berdasarkan kebudayaan Mesir, biru berarti keyakinan yang dalam pada ketuhanan, dan pada kebudayaan Prancis berarti loyalitas. Terdapat 3 kata kunci disini yakni kekal, iman, dan loyalitas.
Disebutkan juga oleh Ayu Puji bahwa latar biru tersebut berdasarkan ketentuan dari Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementrian Agama Indonesia yang merujuk pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1946 dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1954. Walaupun sekilas penulis membaca UU nomor 22 tahun 1946 itu menghapus aturan Belanda mengenai pernikahan yang dimungkinkan tidak sesuai syariat Islam. UU nomor 22 ini hanya berlaku di Jawa dan Madura saja. Tetapi UU nomor 32 ini menegaskan bahwa karena terjadi peraturan yang berbeda-beda antar tempat mengenai pencatatan administrasi dan lain-lain maka dijadikan satu payung dibawah UU ini. Lalu mulai kapan aturan latar biru mulai dilakukan ? Silahkan searching sendiri ya.
1. Kekal
Sebagaimana harapan semua orang yang yang memulai mencintai seseorang adalah hubungan yang langgeng hingga ajal menjemput. Bahkan idiom sekarang yang populer adalah mencintai hingga surga. Penulis pernah mendengar perkataan Gus Baha tips agar pasangan itu langgeng dalam hubungan yakni memperbanyak senda gurau dengan pasangannya. Hal-hal yang tidak perlu ributkan maka alihkanlah dengan candaan. Penulis pernah juga mendengar seorang ulama mengatakan bahwa Rasulullah SAW pun bercanda dengan istrinya yakni Siti Aisyah. "Suatu hari, Rasulullah SAW dan Siti Aisyah sedang bersama-sama di suatu tempat. Siti Aisyah masih muda dan memiliki semangat yang tinggi. Melihat semangat istri tercintanya, Rasulullah mengajak Siti Aisyah untuk berlomba lari. Mereka bersenang-senang sambil berlomba satu sama lain. Dalam salah satu versi hadis, terdapat kisah lomba lari antara Rasulullah dan Siti Aisyah di padang pasir. Siti Aisyah menang dalam lomba tersebut. Beberapa waktu kemudian, ketika Siti Aisyah telah dewasa, Rasulullah mengajaknya berlomba lagi. Kali ini, Rasulullah menang, dan beliau berseloroh, "Ini untuk balas dendam karena aku kalah dulu."
2. Iman
Jika mengacu kepada Undang-Undang nomor 1 tahun 1974 pasal 1 ayat 3 bahwa perkawinan itu adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga ( rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Jadi tolak ukur tujuan bagi pasangan menurut Islam adalah bagaimana caranya agar didalam rumah tangganya dihiasi oleh fastabiqul khairot ( berlomba-lomba dalam kebaikan). Karena setiap apapun yang dilakukan seorang pasangan maka akan bernilai ibadah. Inti konsep berlomba-lomba dalam kebaikan itu adalah ketika setiap pasangan memiliki energi untuk saling memberi bukan saling meminta. Mengenai hal ini diceritakan Rasulullah SAW sering membantu dalam pekerjaan rumah tangga. Ada riwayat yang menggambarkan bagaimana Rasulullah menolong istri-istrinya dalam pekerjaan rumah, seperti memotong daging, membetulkan pakaian, dan membersihkan rumah. Ini menunjukkan bahwa beliau tidak hanya seorang pemimpin spiritual, tetapi juga suami yang berbakti dan penuh perhatian.
3. Loyalitas
Loyalitas adalah sikap setia, kepatuhan, dan kesetiaan seseorang terhadap suatu pihak atau nilai tertentu. Dalam konteks hubungan personal, loyalitas dapat mencakup kesetiaan terhadap pasangan, teman, atau keluarga. Dalam hal ini setia terhadap pasangan. Jika kita melihat pernikahan Rasulullah SAW , monogami menjadi aktivitas terlama dalam hidup beliau yakni 10 tahun. Bahkan diceritakan Siti Aisyah sempat cemburu karena Rasulullah selalu mengenang Sayyidah Khadijah RA hingga terdengar dihadapan Siti Fatimah. Rasulullah pun mengucapkan kepada Siti Fatimah kira-kira sebagai berikut " Khadijah adalah wanita pertama yang mempercayai ketika banyak orang yang tidak percaya kepadanya, Khadijah adalah wanita pertama yang menyumbangkan segala hartanya untuk perjuangan Islam, dan Khadijah adalah wanita pertama yang mendapatkan perjaka beliau, maka pantaslah ia beliau kenang selalu".
Berhubung Adzan Maghrib sudah berkumandang, maka tulisan kali ini ditutup sementara. Semoga Allah permudah kita untuk melakukan hal-hal yang baik diantaranya seperti menjadi penulis yang bermanfaat. Penulis pun sekarang mencoba menganti profil Instagram menjadi warna biru dengan harapan aura filosofis warna tersebut bisa merasuk pada jiwa penulis hari ini dan kedepannya. Jika mau lihat Instagram penulis silahkan @Edmusyukur.
Komentar
Posting Komentar