Resolusi Seorang Guru

 

        Hari pertama bulan Muharram mengawali tulisan ini untuk tahun 1445 H ini sebagai gerakan resolusi untuk berkembang menjadi lebih baik. Penulis bersyukur sekali ditakdirkan bertemu dengan hal-hal yang bermanfaat pada tahun sebelumnya seperti masuk ke dunia kepenulisan. Karena yang namanya guru harus jauh lebih banyak, lebih baik literasinya. Salah satu indikator kita peduli terhadap literasi adalah menulis.

      Menulis tanpa banyak membaca pun bagaikan kolam tanpa air, bagaikan badan tanpa ruh. Oleh karena itu guru yang senantiasa menulis otomatis akan lahap membaca. Berapa buku atau jurnal kah terkait pendidikan yang sudah dibaca pembaca pada tahun sebelumnya ? 

        Penulis hari ini membaca sebuah perkataan dari buku Generasi Emas karangan Ahmad Rifa'i Ri'fan bahwa ketika kita berkata " Saya tidak bisa" maka pintu pikiran akan tertutup untuk mencari jalan dan mencoba. Sebaliknya jika kita berkata : " Saya bisa" ini masih membuat otak kita bekerja mencari jalan. Oleh karena itu tidak ada kata terlambat untuk memulai meningkatkan literasi kita khususnya adalah mengenai menulis.

        Bahkan di program Pembatik 2023 yang penulis intip ternyata diberi tugas membuat tulisan minimal 500 kata hasil meresume salah satu video dalam topik Kurikulum Merdeka di fitur Video Inspirasi Platform Merdeka Mengajar (PMM). Penulis berharap pelatihan ini memberikan ilmu yang benar-benar dapat melatih literasi pesertanya.

            Terkait resolusi dalam tahun ini, penulis juga membaca di buku yang sama mengenai mimpi. Mimpi erat kaitannya dengan mendesain kegiatan agar waktu kita produktif. Impian yang kita canangkan bisa membuat kesibukan kita terfokus pada satu hal yang jelas. Jadi apa salahnya kita setiap tahunnya bermimpi untuk selalu meningkatkan kekurangan kompetensi guru yang kita miliki sekarang. Yuk mulai tuliskan dan realisasikan mimpi-mimpi kita untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia khususnya sekolah kita.

            Contohnya mimpi penulis dalam tahun ini menjadi penulis bermanfaat dan best seller. Oleh karena itu setiap kegiatan dalam tahun ini harus merujuk kepada mimpi tersebut, dengan mengikuti pelatihan, seminar, workshop mengenai menjadi penulis bermanfaat dan best seller. Penulis pun mempunyai mimpi di tahun berikutnya adalah menjadi public speaking yang mampu menggelorakan semangat seperti halnya Bung Karno, KH Agus Salim, Gus-Dur, Faiz Fakhruddin, Zawawi Imron, Rocky Gerung, dan semacamnya.Entah hasil suksesnya beberapa tahun silam tidak masalah yang terpenting adalah kita mempunyai jiwa pembelajar sepanjang hayat. 

                Penulis malam ini berdiskusi terkait kompetensi membaca Al Qur'an dan Tahfidz untuk di SMA Negeri 1 Rantau. Teman diskusi penulis adalah Ibu Raudhatul Jannah dan Ibu Ermina selaku guru PAIBP dan BTA di sekolah tersebut. Hasil diskusi sementara terkait hal tersebut adalah minggu pertama pertemuan akan dilakukan tes pemetaan kompetensi membaca Al Qur'an. 

                Bagi yang sudah bisa maka difokuskan untuk program Tahfidz dengan harapan pada saat lulus sekolah SMA mereka mengantongi hapalan minimal 2 Juz. Bagi yang masih belum tepat tajwidnya atau tidak bisa mengaji maka difokuskan untuk program Tahsin Al Qur'an dengan harapan ketika mereka sudah lulus sekolah SMA dapat membaca Al Qur'an dengan baik dan benar.

                Semoga hasil diskusi malam ini dapat berjalan dengan lancar, dan SMA Negeri 1 Rantau dapat menghasilkan peserta didik yang cerdas dalam akademik/non akedemik tetapi juga Hafiz Qur'an. Dan keinginan penulis untuk tahun pertama dan kedua ini bagi peserta didik ada yang hapal lebih dari 2 Juz semoga ada reward yang pantas diberikan oleh sekolah untuk memotivasi peserta didik lainnya. Misal berupa hadiah berupa uang tunai Rp.1000.000 atau barang lainnya yang dapat meningkatkan motivasinya. 

        Agar tulisan malam ini dihiasi seni,maka penulis sajikan tulisan puisi dari Bapak Nor Kamal Pahya yang dikirim beliau pada siang tadi di awal tahun Muharram. Selamat Membaca.

PENCURI BAYANGAN

Sejengkal pun tak bersisa

Setiap jejakku 

telah tercuri olehmu

Aku pun terpasung 

Tak mampu berlepas dari pesona.


Biarkan saja

Aku tanpa bayangan

Meski saat ini

Bulan memamerkan senyuman manis.


Tak perlu tawa dan tangisan

Jika konsekuensi pertemuan

Adalah dua kata itu

Menyatu atau berpisah.


Rantau, 19 Juli 2023

Andin Kamal Pasya


Komentar

Posting Komentar