Malam ini saya beristirahat di hotel Novotel Banjarbaru untuk mengisi tenaga pulang ke Kabupaten Tapin sekitar 2 jam dari sini. Pulang dengan mengendarai motor tentu dibutuhkan tenaga yang pulih agar dapat fokus ketika dijalan. Alhamdulilah ketika pesawat sudah sampai bandara Syamsudin Noor , penulis disambut dengan cuaca yang cerah dan kebetulan ketika didalam pesawat penulis menuntaskan membaca 2 buku karya penulis hebat yang ditemui pada Kopdar ke 2 KBMN PB PGRI di Yogyakarta.
Buku pertama adalah buku dari Bapak I Dewa Nyoman Sarjana berjudul " Penari". Buku ini menurut penulis bercerita mengenai upaya Bapak Nyoman memperkenalkan kebudayaan Bali melalui cerita pendek. Buku ini diterbitkan oleh Pustaka Ekspresi Tabanan Bali yang dicetak pada bulan Mei 2023. Meskipun dibalut dengan kisah cinta tetapi pembaca seakan-akan hadir didalam kehidupan masyarakat Bali.
Penulis paling suka pada bab Buku Catatan Sinta. Point yang penulis dapat adalah jika kita mencintai seseorang, katakan saja walaupun pada akhirnya jawaban dari orang tersebut tidak sesuai harapan kita. Karena keterlambatan menyatakan cinta dengan memendamnya mengakibatkan potensi kita untuk bersamanya sangat jauh. Seperti ungkapan kalimat didalam bab ini " Rama, mengapa baru kau katakan cinta padaku. Mengapa ? Aku sangat menyesal. Aku sedih. Aku sangat mencintaimu. Tapi aku tak kuasa memutus pilihan keluargaku".
Buku berikutnya adalah buku dari Dr. Hj. E. Hasanah, M.Pd berjudul Kumpulan Puisi Selaksa Suara Sukma. Buku ini diberikan oleh Ibu Hasanah ketika kegiatan Kopdar berakhir melalui teman beliau. Perasaan senang pun menghinggapi diri penulis. Ketika Kopdar beliau juga membawa anaknya yakni Bapak Hasbi, salah satu pengusaha yang masa depannya cerah.
Buku ini diterbitkan oleh CV Oase Pustaka Sukoharjo yang dicetak pada tahun 2023. Penulis selama dipesawat tidak sadar bahwa sudah hampir dihalaman terakhir karena sangking asyiknya permainan kata-kata dari beliau.
Ketika membaca buku ini penulis jadi teringat Bapak Nor Kamal Pahsya salahsatu Kepala Tata Administrasi Sekolah SMA Negeri 1 Rantau yang juga suka berpuisi dengan mengirimkan di grup sekolah. Penulis harap beliau suatu saat karyanya diterbitkan juga untuk sebagai jejak kehidupan beliau yang akan dibaca oleh keturunannya. Salahsatu tulisan Bapak Kamal hari ini yang berada di Whatshap grup sebagai berikut ;
GURATAN DURI DI DETAK WAKTU
Detak jam berbisik resah
jemarinya menyibak lembaran kenangan,
Memaksaku menarik nafas panjang
lalu terlempar ke sudut waktu
Yang kemarin membuat darahku pucat .
Denting Jam mengurai cerita
Betapa duri ilalang
Menusuk tiap langkahku
Saat pendakian menggapai jemarimu
Sedang bayangmu makin menjauh
berselimut halimun diterik mentari.
Putaran Jarum menari di kanvas
Dengan tinta rembesan luka
Melukiskan setiap guratan
kenangan menyusuri asa.
Rantau, 06 Juli 2023
Andin Kamal Pasya
Kembali kelaptop, Penulis sangat tertarik pada beberapa bab pada buku Ibu Hasanah ini, diantaranya yang berjudul ;
Orang Beruntung
O_asis berlimpah air bening kehidupan nampakan diri
R_asul yang ummi tak pandai membaca dan menulis
A_lirkan energi bagi para pencari jalan kebaikan
N_ilai-nilai keabadian diberikan tanpa pamrih
G_agasan cara menapaki setiap jengkal jalan
B_eri terang orang beruntung mengarungi kegelapan
E_ngkau nabi pembawa kebenaran hakiki
R_isalah mutlak dari yang maha segala
U_ntuk hamba terkasih yang bertebaran di bumi
N_ubuat melekat dalam panggilan al-Amin
T_untunan akhlak ramah dan rendah hati
U_cap dan perilaku terpecaya terpancar
N_amamu dikenal semesta alam Muhammad.
G_uru yang patut digugu ditiru sepanjang jaman
Nasihat
Waktu bagai busur melesat
Jangan terlambat sahabat
Perbaiki niat
Cepat.
Mendekat
Tuhan melihat
Walau hanya hasrat
Jangan ada sedikitpun hianat
Mari kencangkan tangan berjabat
Saling menguatkan tekad
Benar berbuat
Taubat
Ingat
Iman Perkuat
Hidup ini Singkat
Lakukan apapun dengan tepat
Waktu 2
Maju sesaat
Mundur sekilat
Batas tertancap
Tak ada daya upaya
Selagi ada nafas
Beramal baik
Tersenyum
Sebelum tiba pada batas waktu
Harapan dari penulis kepada pemerintah harus mensupport karangan buku dengan menyediakan fasilitas beserta himbauan untuk mengisi perpustakaan daerah dengan karya-karya anak bangsa khususnya warga lokal. Terlebih juga kepada penulis muda yang sedang bersekolah harus diprioritaskan agar literasi di Indonesia dapat meningkat.
Penulis termasuk sedih ketika membaca tulisan dari Ibu Eka Yulia yang disana berisi bahwa sebuah kenyataan miris yang ditunjukkan oleh hasil penelitian Taufiq Ismaul pada tahun 1997, bahwa SMA (Sekolah Menengah Atas) di Indonesia menunjukkan nol (0) judul dalam hal kewajiban membaca buku sastra bagi siswanya.
Kondisi tersebut dikuatkan oleh statistik UNESCO tahun 2017 menyatakan bahwa indek minat baca di Indonesia baru 0,001 %. Lalu apa dampak dari kurangnya minat baca ini ? Diantara dampaknya adalah ;
1. Anak bangsa yang tidak memiliki ketertarikan pada membaca dan menulis akan sama halnya dengan orang yang rabun membaca dan pincang menulis.
2. Menggiring kebiasaan anak muda hanya melihat dan mendengar saja. Seperti halnya kebiasaan orang primitif dahulu kala walaupun kemajuan zaman era sekarang tidak terbendung.
3. Plagiarism dianggap biasa
4. Mental yang mudah terhasut iklan dan hoaxs.
5. Maraknya hate speech dan hate comment di media sosial, serta yang lebih parah adalah rendahnya kualitas tenaga kerja. Lebih lengkapnya silahkan lihat dibawah ini.
Oleh karena itu yuk kita semarakkan kegiatan literasi ini disekitar kita. Kontribusi kecil yang kita buat untuk sekitar akan bedampak besar bagi Negara kita, sehingga keturunan kita kelak akan mendapatkan manfaat serta berkah dari perjuangan literasi ini. Semangat berliterasi.
Maafkan dalu udah bikin syediiih!😁
BalasHapusMasya Allah berawal dari niat yang ikhlas kenyataan akan terjadi aamiin
BalasHapusMasya Allah ..... Lanjutkan perjuangan sampai kabut kegaggalan luterasi di Indonesia hilang.
BalasHapusluar biasa perjalanannya
BalasHapus