Obat Lelah Mendidik

 " Obat doping tercepat melepas lelah adalah ketika bersama anak"

Om Wahib

        Kutipan diatas adalah hasil obrolan santai bersama Om Wahib di sudut sekolah sembari memperbaiki kipas di kelas. Obrolan kami banyak seputar sarana dan prasarana karena beliau ahli dibidang tersebut dari memperbaiki aliran listrik, mengecat lapangan, mengecor bangunan, dan lain-lain. Bagi penulis  yang menjadi penanggung jawab sarana dan prasarana di sekolah ini adalah pengalaman baru, oleh karena itu penulis butuh sekali banyak belajar.

           Salah satu yang menentukan kualitas pembelajaran di sekolah adalah tersedianya sarana yang memadai. Penulis berpedoman dalam hal ini kepada arahan kepala sekolah untuk yang utama memberikan pelayanan pembelajaran kepada peserta didik. Oleh karena itu semuanya dimulai dari sebuah kelas yang harus nyaman.

            Setelah itu adalah kenyamanan guru pun tidak luput dari perhatian, karena guru dan peserta didik adalah subjek yang terlibat dalam pembelajaran. Memang tidak mudah untuk memberikan pelayanan terbaik kepada semua orang, tetapi sedikit demi sedikit penulis dan tim sapras terus selalu meningkatkan pelayanan tersebut termasuk hingga hari ini hasil dari masukan dan data diterima oleh sapras adalah mengenai kurang sejuknya kelas karena kipas yang tidak berfungsi dengan baik atau sebagian rusak berat.

           Dalam buku Berbenah Jadi Duit karangan Yoon Sun-Hyun dijelaskan bahwa dalam pembenahan lakukanlah dari yang termudah dan penting tetapi konsisten. Oleh karena itu bagi penulis perharinya harus ada yang dilakukan untuk kemajuan dalam sarana prasarana pembelajaran. Tetapi untuk menjaga dan merawat sarana prasarana itu adalah tugas semua warga sekolahan. Oleh karena itu kerjasama bin kolaborasi harus selalu diutamakan untuk meningkatkan peradaban pendidikan generasi emas.

           Diantara harapan atau mimpi penulis sebagai penanggung jawab sarana dan prasarana kedepannya adalah 

1. Mushola

    Pada kurikulum merdeka sekarang ini digiatkan mengenai Profil Pelajar Pancasila. Point pertama dari Profil Pelajar Pancasila ini adalah Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia. Jika pemerintah serius untuk menjalankan hal ini bukan sekedar formalitas belaka, maka prasarana berupa Mushola di sekolah-sekolah pemerintah harus lebih diperhatikan. Karena banyak mushola pemerintah di sekolahan yang tidak sesuai dengan kapasitas jumlah peserta didiknya. Disamping itu ketika contohnya dhuzur saja, waktu istirahat sangat singkat hanya sekitar 35 hingga 40 menit. Jika dilakukan shalat dhuzur di waktu tersebut maka tidak efektif dengan mushola yang tidak menampung jumlah keseluruhan peserta didik, guru, dan tenaga administrasi sekolah. Karena waktu tersebut digunakan juga untuk makan siang. Contoh saja di SMA Negeri 1 Rantau jumlah peserta didiknya 580. Adapun mushola cukup digunakan sekitar 40 peserta didik saja. 

        Padahal kita mengetahui semuanya shalat adalah tiang agama. Dengan memiliki mushola yang memadai maka akan memudahkan untuk melakukan, memantau shalat berjamaah terutama untuk shalat dhuzur dan shalat ashar. Selain shalat tersebut maka orangtua juga wajib untuk melanjutkan estafet pendidikan tersebut dirumah. Karena tanpa kerjasama dengan orangtua maka pendidikan mengalami kontradiksi. Disekolah digiatkan untuk shalat, di rumah tidak diajak untuk beribadah.

2. Drainase

        Dengan bertambah majunya sebuah kota/kabupaten mengakibatkan banyaknya berdatangan penduduk otomatis bertambahlah jumlah penduduk tersebut. Menurut kisah dulu di SMA Negeri 1 tempat bertugas penulis dulu ada sungainya, sekarang tidak ada sama sekali karena sekitarnya dijadikan rumah penduduk dan perkantoran.

         Drainase sangat dibutuhkan sekarang ini, karena untuk menghindari banjir di sekolah serta meminimalisir penyakit yang dibawa oleh nyamuk karena tumpukan air yang mengenang. Penulis sebulan lalu mendapat kabar salah satu keponakan dari guru di sekolah penulis meninggal akibat gigitan sebuah nyamuk di sekolahnya. Semoga hal tersebut tidak terjadi di sekolahan kita semua.

3. Parkiran Peserta Didik dan Guru

            Bertambahnya peserta didik yang masuk ke sebuah sekolahan khususnya SMA Negeri tempat penulis bertugas mengakibatkan lahan untuk parkiran perlu direnovasi dan ditambah. Karena disana banyak masukan dari peserta didik bahwa kalau hujan sangat licin sekali mengakibatkan kadang ada yang terjatuh, dan gundukan semen tidak rata. Semoga Allah mudahkan dalam tahun ini terbangun parkiran yang nyaman dan rapi khususnya di sekolah penulis.

                Hal ini bisa dilakukan dengan bekerjasama dengan orangtua peserta didik. Lebih bagus jika orangtua disekolah juga diajak untuk berkeliling sekolah melihat keadaan tempat belajar anak didiknya. Karena hanya mengandalkan pihak sekolah dan pemerintah maka proses percepatan pendidikan akan lamban. Oleh karena itu pentingnya menghidupkan grup paguyuban orangtua di kelas sehingga kerjasama tersebut terjalin dengan baik. 

4. Lapangan Futsal dan Lapangan Basket

            Diantara mimpi seorang penulis ini adalah adanya kandang dengan jaring untuk lapangan futsal disekolah penulis agar bola tidak mengenai kaca sekolahan, lapangannya dihiasi dengan rumput sintetis sehingga jika jatuh tidak mengakibatkan luka yang serius.

       Alhamdulilah untuk lapangan basket atas instruksi dari kepala sekolah, penulis melakukan pengecatan, tetapi terkadang terlintas sedih, karena masih ada yang lalu lalang menggunakan kendaraan sehingga lapangan yang dicat ada bekas ban. Semoga kita semua dapat menjaga fasilitas yang sudah diberikan oleh pemerintah melalui sekolah.  

5. Tersedianya Fasilitas Lengkap untuk Guru Mengajar

                Fasilitas ini berupa penyediaan alat yang lengkap untuk pembelajaran dan penyediaan tempat pembelajaran alternatif yang membuat peserta didik dan guru dapat menghilangkan kebosanan apabila melakukan pembelajaran di ruang kelas. Bahkan penulis bermimpi akan ada suatu ruangan seperti bioskop untuk menunjang pembelajaran. Lebih majunya lagi ruangan pembelajaran berupa VR, AR untuk memfasilitasi pembelajaran di dunia metaverse.

        Semoga 5 mimpi tersebut dapat terwujud dalam beberapa tahun kedepan. Sehingga sekolah pemerintah tidak ketinggalan kualitasnya dan dapat menciptakan generasi emas yang akan memimpin bangsa ini kedepan beriman kepada Allah SWT ,cerdas secara akademik dan non akedemik, cerdas bersosialisasi, serta berakhlak mulia. Aamiin..

            Dan doping terhebat melepas masa aktif bertugas kelak adalah dengan berkontribusi mengupayakan terbentuknya generasi emas yang disebut diatas. Terimakasih banyak untuk guru-guru kita di seluruh Indonesia dan pemerintah yang terus berupaya memajukan pendidikan. Yuk terus bersemangat dan berkarya untuk melayani peserta didik kita.

        

            

            

                 

Komentar

Posting Komentar