Menulis Mengundang Keberkahan

 

        Tadi malam saya ditakdirkan oleh Allah SWT menghadiri acara komunitas Jaber (Jalan Bersama) pimpinan Habib Syarif Ba'abud yang diadakan rutin setiap bulan dengan audiancenya rata-rata anak muda. Kegiatan Jaber dilaksanakan di di sebuah cafe bernama Yota. Diawali dengan pembacaan sholawat busyro, semoga dengan sholawat tersebut bisa membawa kita cenderung selalu mendapat kabar yang baikdan dikumpulkan selalu dengan orang-orang yang baik puncaknya bisa mendapatkan perangkat sofware hati yakni mutmainah.

        Penceramah tadi malam adalah Habib Ahmad bin Abdullah Al Habsy dari Martapura. Beberapa poin yang penulis catat dari ceramah beliau diantaranya adalah :

1. Ukhuwah(persatuan), silahturahmi adalah pengundang keberkahan untuk diri kita dan sekitar.

2. Berkumpul kepada perkara yang baik adalah salah satu tanda orang mukmin.

3. Mukmin itu satu sama lain saling mengkokohkan seperti bangunan yang saling melengkapi. Inilah yang membuat Nabi Muhammad SAW bergembira kepada kita.

4. Mukmin itu seperti tubuh yang satu yakni saling menjaga, jika ada salah satu tubuh yang sakit, maka anggota tubuh yang lain juga ikut terasa,

5. Muslim itu bersaudara, jadi tidak boleh mendzalimi, saling membantu saudaranya.

6. Bukan orang yang perkasa jika tidak bisa menahan amarah.

7. Jangan sampai kita menjadi umat yang berpecah belah.

        Penulis pun pagi ini telah mengkhatamkan buku berjudul Berserahlah Biarkan Allah Mengurus Hidupmu karangan dari Emha Ainun Nadjib atau biasa disapa Cak Nun. Penulis sangat suka dengan pernyataan beliau mengenai pentingnya menjunjung tinggi persatuan pada halaman 238 dengan mengatakan bahwa ada hadis yang mengatakan bahwa " Umatku akan terbagi menjadi 73 kelompok, semuanya masuk neraka kecuali satu kelompok"

            Beliau mentadaburi hadis tersebut dengan mengatakan lembaga-lembaga Muslim atau ormas-ormas Islam selalu merasa bahwa kelompoknyalah yang dimaksud dengan satu yang diterima itu, sementara yang lainnya salah. Tapi tidak kah kita mencoba mengambil sudut pandang yang lain bahwa mungkin saat ini saya atau kelompok kita masih menjadi bagian yang 72, tetapi saya berusaha untyk menjadi bagian yang satu yang diterima oleh Allah. Dengan begitu, kita menjadi lebih dinamis, daripada mengklaim bahwa hanya kita yang diterima Allah sementara yang lainnya tidak.

             Keberagaman itu keniscayaan yang harus kita sadari. Dan kita bersyukur Indonesia mempunyai keberagaman tersebut, hal ini adalah kekayaan yang tak ternilai harganya. Oleh karena itu obat dari keberagaman adalah persatuan. Seperti perkataan Habib tadi malam bahwa agar kita bersatu terlebih dahulu kita harus mengenal orang tersebut atau sesuatu dengan baik agar kita tidak menjadikan telinga kita sebagai mata. Dan akhirnya yang dikedepankan adalah huznuzan atau prasangka baik. 

            Penulis pun melanjutkan pagi ini membaca buku berjudul Generasi Emas 100 Cara Menjadi generasi Unggul, Berprestasi, dan Berkontribusi karangan dari Ahmad Rifa'i Rif'an. Diusia yang relatif muda beliau sudah menerbitkan hingga 100 buku lebih, sungguh hal yang sangat luarbiasa. Diantara tipsnya dalam hal menulis beliau mempunyai 4 tahapan :

1. Asal nulis

2. Asal jadi satu buku

3.Asal terbit

4. Asal best seller

           Jadi jika kita penulis pemula seperti saya maka harus melalui tahapan 1 yakni asal nulis. Sebagaimana tulisan hari ini adalah niatnya hanya asal nulis, yang penting nulis, dan berusaha istiqomah menulis setiap hari. Tujuan dari tahapan 1 itu adalah untuk melatih dan mengasah diri dalam hal menulis.

                Jika kita sudah berada di tahapan 1 maka segera naik ke tahapan kedua, tulis dan selesaikan buku perdana atau buku solo kita, apapun temanya, yang penting jadi satu buku. Lalu jika sudah jadi satu buku maka jangan banyak berpikir langsung terbitkan baik di penerbit indi ataupun penerbit besar. 

          Setelah buku sudah terbit dan beredar, silahkan atur sendiri entah mau dijual dengan mentargetkan penjualan buku atau hanya untuk berbagi meninggalkan jejak di bumi ini dengan tulisan kepada anak cucu keturunan kita kelak.

            Banyak momen yang special hilang seketika ketika kita tiada. Tetapi jika kita tuliskan momen tersebut maka kenangan itu akan abadi dan mungkin gagasan, cerita kita akan menjadi inspirasi dikemudian hari oleh manusia yang lahir ratusan tahun akan datang. Dan ketika itu adalah tulisan berupa kebaikan, berapa banyak pahala yang mengalir kepada kita, itulah yang disebut dengan amal jariyah Bahkan melalui tulisan kita dapat bersilahturahmi dengan manusia yang berada di dunia ini. 

             Kita sekarang dapat menulis diberbagai platform, baik whatshap, instagram, threads, facebook, noted dan lain-lain. Jadi tidak ada alasan untuk tidak menulis, tunggu apa lagi yuk mulai menulis.

            

           


        

Komentar