Yogyakarta tidak pernah meninggalkan kesan tidak baik kepada pengunjungnya.
Sumber wisata menjadi salahsatu pendapatan
yang mengisi kas daerah tersebut. Sehingga ragam pilihan wisata pun
menjadi alternaltif yang membuat pengunjung tidak pernah bosan salahsatunya
adalah berfoto dengan seekor burung.
“ Burung itu besar sekali” Ucap Ibu Eka sembari mengajak kami kearah burung tersebut.
Burung tersebut adalah
burung hantu atau biasa dipanggil dalam bahasa asing “The Owl”. Entah
berapa lama melatih burung tersebut hingga jinak seperti itu. Penulis kemarin
lupa menanyakan hal tersebut karena terlanjur kaget akibat cengraman kuat
burung hantu tersebut.
“Sukarela saja mbaa” pekik ringan
seorang penjaga burung tersebut kepada kami yang menikmati keakraban dengan
hewan tersebut. Entah siapa orang yang pertama kali mempopulerkan untuk memulai
menjadikan foto dengan hewan tersebut. Setahu penulis selama hidup hewan yang
bisa menjadi nilai ekonomis untuk hiburan adalah monyet, lumba-lumba, dan
burung hantu.
Penulis hari ini mencoba berlatih sebentar untuk membuat cerpen
dari tiga hewan ini. Ibu Arofiah fifi salah satu pakar pembuat cerpen di KBMN
(Kelas Belajar Menulis Nusantara) memberikan sedikit tips untuk membuat cerpen,
diantaranya adalah menulis ketika mood bagus dan alirkan saja tulisan itu di
dalam pikiran kepada jari-jari di depan laptop. Mari berimajinasi.
Di sebuah kerajaan bernama Animalia hari ini aktivitas terlihat
sangat padat sekali. Owel adalah seekor burung hantu yang sudah beranjak usia
dewasa tetapi masih sibuk dengan tugas kesehariannya yakni memperluas jangkauan
wilayah bersama kerajaan manusia untuk mengusir tikus-tikus pemberontak yang
sejak lama menganggu kedamaian peradaban dunia ini. Sudah sejak lama antara
kerajaan Animalia dan kerajaan manusia melakukan kerjasama ini.
Owel selalu beroperasi pada malam hari disaat manusia tertidur,
sedangkan manusia biasanya memberikan makanan favorit serta tambahan fasilitas
kenyamanan tambahan berupa kelengkapan perabotan kepada Owel sebagai hasil
kesepakatan.
Monyet-monyet yang tergabung dibawah komando satuan militer khusus
yang pimpin oleh Owel sebagai panglimanya selalu berkoordinasi dan selalu
mengupdate informasi yang didapatnya dari seorang intel dari kalangan
lumba-lumba. Karena biasanya jalur air adalah kekayaan sumber informasi yang
sunyi.
“ Kelihatannya aku jatuh cinta dengan dia nyet” Ucap owel di
ranting pohon pos penjagaan.
“ Gak mungkin lah kamu bisa bersanding dengannya,kamu kan hanya
seekor hewan, sedangkan dia anak seorang manusia” ujar monyet sambil mencicipi
pisangnya.
“ Apa sih yang tidak mungkin selagi dimuka bumi ini” Owel
menimpali.
“ Hanya ada satu cara jika
kamu mau , ambil ramuan perubah bentuk menjadi manusia di markas tikus di
seberang pulau kerajaan ini yang jarang makhluk seperti mu bisa bertahan”
Monyet memberikan saran.
Owel pun bertekad untuk mengambil ramuan tersebut demi untuk bisa
menjadi manusia dan dapat bersanding dengan yang dicintainya.
Keesokan harinya dia mulai menyiapkan segala hal untuk berjelajah
menyebrangi pulau tersebut.
“ Sangat sulit sekali masuk kedalam wilayah tersebut karena bangsa
tikus sudah membentengi wilayahnya dengan sangat ketat” lumba-lumba memberikan
informasi. “Tetapi ada jalan rahasia melalui bekas bunker di sisi barat yang
jika siang lemah pengawasan,”
Owel memiliki kelemahan salahsatunya jika siang hari maka
penglihatannya akan kabur dan sering merasa pusing.
Apakah kisah perjalanan
untuk merubah diri menjadi manusia akan berjalan dengan lancar ? Tunggu
cerita selanjutnya sembari penulis menambah informasi mengenai cara jitu
membuat cerpen yang inspiratif , cepat, dan tepat.
Sembari menunggu informasi tersebut kita kembali menginformasikan
bahwa untuk bisa berfoto dengan burung hantu ini harus menggunakan jeep. Lokasi
burung hantunya berada pada Ratu Alien. Selain berfoto di objek wisata Ratu
Alien, banyak wahana fotonya seperti perahu aladin, batu berlukiskan wajah, dan
paling bagus adalah latar belakangnya langsung kepada puncak gunung Merapi.
Harganya relatif terjangkau dengan Rp.350.000 sudah bisa menikmati
panorama indah di objek wisata Ratu Alien tersebut. Tentunya jika memilih paket
ini yang dapat dikunjungi adalah museum mini, Batu alien, dan track air
kalikuning.
Penulis sangat merekomendasikan wisata ini ketika pembaca berada di
Yogyakarta. Tetapi dimohon kepada pengunjung agar membiasakan tidak membuang
sampah sembarangan untuk tetap menjaga keindahan wisata ini. Karena tanpa
kerjasama antara pengelola dan pengunjung maka sama dengan merusak alam
tersebut.
Burung hantu memang termasuk hewan yang mudah dijinakkan. Tetapi
kemarin penulis tidak bertanya mendalam mengenai burung hantu tersebut karena
terbatasnya waktu untuk bersiap-siap mengikuti kegiatan KBMN (Kelas Belajar
Menulis Nusantara). Penulis bertanya sedikit mengenai makanan burung hantu
tersebut kepada penjaganya, ternyata yang dimakan oleh burung hantu tersebut
adalah tikus putih.
Objek wisata yang terletak di Kali Urang
ini sangat cocok dinikmati oleh berbagai kalangan khususnya keluarga. Bahkan
penulis melihat kemarin beberapa bule dari eropa dan cina pun juga terlihat
disana mendengar penjelasan dari tour guide dan tidak pula berfoto .
Jadi mari kita kampanyekan selalu mencintai wisata dari dalam negeri untuk
Indonesia yang mendunia.
Komentar
Posting Komentar