Strategi Problem Focused Coping Bagi Pendidik

 

        Jum'at berkah bagi jiwa yang diberi ketenangan. Alhamdulilah sore ini sesudah memanggil Paman Bambang untuk memotong rumput disekitar rumah , penulis melanjutkan kegiatan pelatihan ini. Terkait pengelolaan emosi ini memang seyogyanya harus dimiliki bukan hanya seorang pendidik tetapi seluruh warga sekolah, agar terciptanya iklim pembelajaran yang kondusif dan nyaman.

        Bahkan perkara nilai peserta didik , jika belum memiliki pengelolaan emosi yang baik maka akan menimbulkan destruktif pada diri dan sekitarnya. Maka mempelajari beberapa strategi pengelolaan emosi suatu keharusan bagi pendidik. Hari ini materinya adalah strategi problem focused coping bagi pendidik. 

        Problem focused coping adalah sebuah strategi coping dalam mengurangi stressor dengan mempelajari hal baru atau sebuah keterampilan baru yang digunakan untuk mengubah situasi, keadaan, , atau pokok permasalahan. Kita mengetahui bahwa tidak ada yang namanya emosi negatif. Emosi hanya terbagi dua saja emosi menyenangkan dan emosi tidak menyenangkan maka jika dikelola dengan baik secara intensitas membuat situasi menjadi adaptif dan produktif.

            Tanda-tanda seseorang menggunakan strategi problem focused coping diantaranya ;

1. Orang tersebut cenderung menggunakan logika untuk menganalisa masalah ,dan tidak melebih-lebihkan stressor.

2. Membuat plan/ strategi memecahkan masalah.

3. Mencari informasi yang bermanfaat.

4. Mencari bantuan kolega atau profesional.

5. Bertindak pada langkah yang diusahakan.

          Dalam kehidupan ternyata dalam mengaplikasikan strategi pengelolaan emosi maka disuatu kondisi terkadang cocok digunakan strategi emotional focused, disisi lain ternyata lebih cocok kepada problem focused. Atau dapat dikombinasikan dari kedua strategi ini.

       Berikut adalah langkah-langkah  dalam menjalankan strategi problem focused coping diantaranya adalah;

1. Identifikasi masalah       = Kenali dengan jernih dan objektif inti dari masalah tersebut.

2. Kumpulkan informasi    = Kita manfaatkan berbagai sumber dan metode informasi.

3. Analisis masalah              = Pecahkan masalah menjadi kepingan yang lebih kecil.

4. Identifikasi solusi           = Cari tahu berbagai solusi yang "visible". Visible adalah apa yang bisa                                                        dilakukan tanpa hanya mengawang-ngawang ditataran konsep.

5. Pilih solusi terbaik           = Tentukan solusi dan alternatif solusinya.

6. Buat rencana                    = Solusi yang baik pun harus direncanakan implementasinya dengan baik. 

7. Amati hasilnya                 = Pastikan solusi bekerja dengan mengukur hasilnya.

8. Review dan Evaluasi       = Evaluasi penting untuk pembelajaran, dalam mencari solusi di masa                                                           depan.  

        Setelah itu tentukan skala prioritas untuk mana yang kita dahulukan untuk mengerjakan,atau ditunda. Bisa kita lihat seperti ditabel dibawah ini.


1 itu adalah penting dan mendesak. Jika sesuatu masalah tersebut menggunakan nomor 1 maka harus dilaksanakan terlebih dahulu.
2 itu adalah penting tetapi kurang mendesak. Contohnya adalah kita disuruh Kepsek menyediakan materi dalam waktu 3 hari, nah ini ada di priotitas kedua dalam menjadikan sebuah respon .
3 itu adalah mendesak tetapi kurang penting. Contohnya adalah kita sedang mengerjakan hal penting tetapi disisi lain pada saat itu kolega kita meminta bantuan. ini dijadikan prioritas ketiga.
4 itu adalah kurang penting dan kurang mendesak. Sebaiknya hal ini tidak dijadikan prioritas.

        Oleh karena itu jika didalam situasi yang diluar kontrol diri kita, biasanya strategi yang tepat adalah menggunakan strategi emotional focused. Tetapi untuk yang masalah yang bisa kontrol dalam diri maka bisa digunakan strategi problem focused .

        Terkadang banyak masalah yang timbul dan mengakibatkan perasaan tidak menyenangkan karena kita tidak cukup terampil dalam berkomunikasi. Berikut ini adalah beberapa keterampilan komunikasi yang sebaiknya pendidik kuasai yakni :

1. Asertif 
    Kemampuan menyampaikan pandangan/pendapat secara jujur namun tidak menyakiti lawan bicara. 
2. Efektif
    Kemampuan menyampaikan pesan secara jelas dan dimaknai ,maksudnya secara presisi.
3. Empatik
    Kemampuan memahami lawan komunikasi dan menimbulkan kenyamanan.


Komentar