Literasi Membawa Perubahan

 

        Perasaan senang bisa melihat dalam 3 pertemuan KBMN (Kelas Belajar Menulis Nusantara) gelombang 29 ini teman-teman sangat antusias mengikuti pembelajaran materi seperti Bapak Malikul dari Kalimantan Tengah yang aktif bertanya dengan penulis dan  khususnya utusan dari Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan. Terpantau sudah 3 penulis yang aktif atas nama Ibu Murliyani salahsatu guru matematika di SMA Negeri 1 Rantau, Bapak Samsul Huda guru Pendidikan Agama Islam di sebuah SD Negeri Kabupaten Tapin, dan Nunu salah satu pegawai di Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Tapin.

Jika pembaca ingin melihat Blognya silahkan kunjungi link dibawah ini :

1. Ibu Murliyani 

 https://kbmnkhumaira.blogspot.com/2023/06/menulis-sebagai-passion.html 

2.Bapak Samsul Huda

https://hudasam1981.blogspot.com/2023/06/jumat-23-juni-2023-metode-menulis.html

3. Mba Nunu

https://nunualfsyh.blogspot.com/2023/06/pertemuan-ketiga-resume-tanpa.html

4. Bapak Malikul

https://malikulrahman.blogspot.com/2023/06/sakitku-tetap-ngeresume.html

            Kita mengetahui bahwa Indonesia terjadi krisis literasi. Diantara indikator rendahnya literasi kita adalah mudahnya kita diadu domba atau masih banyak masyarakat yang percaya dengan berita hoax. Maka daripada itu adanya KBMN ini membantu peran pemerintah untuk ikut bagian mencerdaskan kehidupan bangsa dengan salahsatunya kegiatan menuli

               Jika seseorang itu menulis otomatis dia pasti menjadi pembaca yang aktif. Maka membiasakan menulis membuat kita tiada hari tanpa meninggalkan kebiasaan membaca walau hanya 15 menit. Penulis dalam seminggu ini insyaAllah akan mengkhatamkan 2 buku yang sangat menarik untuk dikaji yakni "Islam Nusantara Hadiah Indonesia untuk Dunia" . Sebuah buku antologi yang ditulis oleh beberapa akademisi terkemuka di Indonesia. Dan buku novel berjudul "Hello" karangan dari Tere Liye.

                Penulis tertarik dengan isi dari tulisan Tere Liye mengenai himbauan untuk pemerintah Indonesia terkait dunia kepenulisan diantaranya ;

1.  Para penulis sudah sering mengirimkan protes soal buku bajakan kepada marketplace. Tetapi protes ini tidak selalu ditindalanjuti dengan serius. Penjual buku bajakan tetap menjual bebas di marketplace.

2. Penerbit juga sudah melaporkan buku bajakan kepada aparat penegak hukum. Berpuluh tahun berlalu, tidak pernah ada langkah serius dari penegak hukum untuk memberantas hingga tuntas masalah ini.

3. Dalam situasi seperti ini, maka jika kalian masih saja membeli buku bajakan, membagikan e-book ilegal, hanya soal waktu industri buku di negeri Indonesia ini akan mati. Saat itu terjadi, maka tidak ada lagi buku-buku baru yang bisa kalian baca.

                Tentu hal ini harus selalu diangkat ke ruang publik agar para pemangku kebijakan dapat melihat dengan terang dan dapat memberikan aturan seadil-adilnya terhadap dunia kepenulisan. Oleh karena itu dibutuhkan masyarakat yang peduli terhadap literasi ini. Alhamdulilah melalui KBMN ini sedikit banyaknya membuka kepedulian bahwa menulis itu adalah sebuah keniscayaan, apalagi bagi guru dan dosen di Republik Indonesia tercinta ini.

                Tidak ada kata terlambat untuk menulis, tulislah hal-hal yang ada disekitar diri kita, mulailah dari sana. Jangan pernah merasa minder dan malu, karena kita masyarakat Indonesia telah membuktikan kepada dunia melalui sepak bola kemarin ketika melawan juara dunia Argentina bahwa kita mempunyai mental pejuang, pemenang bukan mental pencundang dan hal ini harus kita tularkan juga ke dunia literasi. 

         Alasan usia, kesibukan, dan semacamnya adalah sebuah godaan untuk agar kita tidak berkontribusi kepada dunia pendidikan. Sebagaimana agama menyuruh kita untuk melawan hawa nafsu, maka lawanlah alasan tersebut dengan niat untuk berkontribusi untuk perbaikan dunia pendidikan kita di Indonesia. Sebuah tulisan dari kita yang bermanfaat maka sedikit banyaknya akan mempengaruhi kemajuan dunia pendidikan. 

                Jika dunia pendidikan kita berkualitas maka kita ikut menyumbang atas lahirnya politis yang berkualitas, penegak hukum berkualitas, pembisnis berkualitas, para menteri berkualitas, dan semacamnya. Berkualitas disini adalah produktif, adaptif, berprestasi dan tidak ketinggalan juga berkualitas pada urusan akhiratnya. 

             Maka tularkanlah virus menulis ini kepada sekitar kita baik itu guru,murid ataupun teman dekat kita. Menulis itu cepat atau lambat pasti akan membawa perubahan baik terhadap diri kita maupun sekitar kita lebih luas lagi untuk Indonesia tercinta.


Komentar

Posting Komentar