Fokus Seorang Guru


 " Tindakan-tindakan kecil yang dilakukan terus-menerus hingga menjadi suatu kebiasaan akan membawa dampak besar akan terjadinya suatu perubahan"

(Imam Syafi'i)

            Menindaklanjuti hasil dari PK (Pemetaan Kompetensi) Online pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti penulis bulan lalu pada bidang Profesional 2 atau bagian publikasi ilmiah penulis mendapatkan skor nilai 53,33. Karena soal yang disajikan semua terkait mengenai PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Penulis belum pernah mempelajari dan melakukan hal tersebut, alhasil ketika menjawab soal mengenai PTK terasa asing bagi penulis. Alhamdulilah hari ini penulis selesai mengikuti pelatihan mengenai PTK yang diselenggarakan oleh Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia. Pelatihan tersebut menggunakan LMS jadi peserta bisa mengakses kapanpun dan dimanapun berada diantara tanggal 31 Mei hingga 9 Juni 2023.  Penulis mendapatkan skor 74, 7 pada pelatihan kali ini. Penulis bersyukur sekali karena ini adalah sebuah peningkatan, maka penulis rayakan dengan menuliskannya kali ini. Penulis selalu menghargai proses walau sedikit-demi sedikit peningkatannya. Karena belajar adalah proses seumur hidup yang harus dilakukan. Penulis berharap pelatihan bukan hanya sekedar mendapatkan sertifikat tetapi subtansi pelatihan dapat diaplikasikan kepada dunia nyata yakni diruang kelas kita. InsyaAllah penulis akan mencoba melakukan PTK tahun depan, agar ilmu yang dimiliki tidak sia-sia. Karena tujuan PTK adalah meningkatkan mutu kualitas pembelajaran. 

            


        Kita mengetahui bahwa penyakit yang didiagnosa oleh PISA pada pendidikan di Indonesia adalah kurangnya kompetensi pada guru. Maka penulis berinisiatif terus menggali informasi diri,apa yang kurang ketika melakukan pembelajaran dan itulah yang ditingkatkan. Diantara kekurangan penulis selama hampir 4 tahun pembelajaran ini adalah belum mengetahui banyak mengenai psikologis. Guru setiap harinya berkaitan mengenai hal ini. Oleh karena itu penulis mencoba mengikuti pelatihan yang disajikan oleh organisi Guru Mengajar mengenai Peningkatan Kompetensi Kepribadian : Pengelolaan Emosi untuk Pendidik Profesional. Semoga pelatihan ini berjalan dengan lancar untuk menyambut peserta didik baru ditahun ajaran 2023/2024 ini.




        

            Hisablah dirimu sekalian sebelum kamu dihisab

(Umar Bin Khattab)

        Perkataan dari sahabat Nabi Muhammad SAW diatas perlu dijadikan landasan untuk meningkatkan mutu pelayanan pendidikan sebagai Guru. Karena jika penulis melihat diri ternyata masih banyak kekurangan dan masih perlu ditingkatkan. Makin banyak melihat diri maka tidak ada waktu untuk mengurusi hal pribadi seseorang. Karena ia akan terus fokus untuk memperbaiki dirinya. Penulis menyambut baik dengan fasilitas pelatihan yang diberikan oleh Kemdikbudristek dan Kemenag Republik Indonesia yang bisa diakses oleh siapapun guru, bukan hanya untuk guru tertentu saja atau atas nama guru senior. Ini yang perlu dilestarikan. Dan penulis setuju dengan pernyataan dari pakar pendidikan pendiri dari Pendidikan Vox Point yakni Indra Charismiadji bahwa yang melatih guru itu seharusnya pelatih khusus guru, bukan guru dijadikan pelatih. Karena fokusnya guru adalah mengajar dan mendidik murid sedangkan pelatih khusus guru adalah fokus melatih guru. Bisa dibayangkan jika guru melatih guru, maka guru yang melatih tersebut tidak akan fokus mengajar dan mendidik murid disekolah karena harus mengisi pelatihan dimana-dimana. 

        Kita pun sebagai Guru Pendidikan Agama Islam banyak mengetahui bahwa ulama-ulama dulu sibuk mengembara ke negeri nan jauh demi mendapatkan sebuah ilmu. Didalam buku berjudul Merayakan Iman Beragama dengan Menyenangkan dan Penuh Kasih Sayang karya Fariz Al Nizar pada halaman 13  diceritakan  bahwa Al Bukhari (256 H) adalah pengembara ilmu. Kegigihannya dalam belajar ilmu hadis dimulai sejak usia enam belas. Ia keluar masuk perkampungan, menyusuri sekian ratus kota, berkenalan dari satu negara ke negara lain demi belajar dan sekaligus mengumpulkan riwayat-riwayat Nabi Muhammad SAW. 

            Perjalanan yang paling spektakuler ia tempuh antara Mesir sampai Khurasan. Perjalanan yang melelahkan, namun membahagiakan. Pengembaraan panjangnya berbuah manis. Kegigihannya menuai hasil. Ia sukses mengumpulkan tidak kurang dari enam ratus ribu hadis yang tujuh ribu diantaranya masuk ke dalam kitab yang disusunnya, Shahih Bukhari. Bahkan kita mengetahui Ulama Kalimantan Selatan sekaliber Internasional yakni Syekh Arsyad Al Banjari saja puluhan tahun mencari ilmu di negeri Makkah dan rela meninggalkan istrinya yang baru dinikahinya demi sebagai penjaga ilmu.

            Maka siapapun kita yang memilih menjadi profesi guru, ia harus memiliki jiwa pembelajar sepanjang hayat dan tidak gengsi untuk belajar hal yang belum ia ketahui. Apalagi kita mendidik manusia perlu selalu update mengenai perkembangan ilmu. Karena kalau tidak update maka pembelajaran yang dilakukan akan sia-sia. Apalagi umat Islam mempelajari ilmu adalah dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Jadi seyogyanya semakin bertambah ilmu makin baik pula akhlaknya. Karena guru adalah teladan bagi muridnya. Semoga kita dapat mengamalkan ilmu yang kita dapatkan kepada kehidupan sehari-hari. 

Komentar