Sabtu Kritis



Apa inti argumentasi di atas ?

Jawab : Menurut penulis, argumen diatas intinya adalah Giring Nidji mengkritik kinerja Anies Baswedan tetapi dengan cara memojokkan yang tidak mampu mengelola Jakarta pada tahun 2021. Lalu Pasyha Ungu memberikan jawaban kontra dengan mengatakan bahwa seharusnya pengkritik harus sama dengan orang yang dikritik, minimal memiliki pengalaman sejenis dengan gubernur, walikota, bupati, atau lurah agar bisa menyampaikan kritik yang benar dan tepat sasaran. Jika tidak begitu, maka kritik tersebut hanyalah untuk kritik kusir.

Apa maksud argumentasi tersebut ?

Jawab : Maksud dari argumentasi itu adalah kritik Giring Nidji yang mengkritik kinerja Anis Baswedan dan ditanggapi oleh Pahya Ungu dengan pemojokkan. 

Tunjukkan kesesatan berpikir argumentun ad hominem?

Jawab : Argumentum ad hominem seperti yang dijelaskan pada halaman 18 bahwa artinya berargumentasi dengan memojokkan. Disini jelas Giring memojokkan Anis Baswedan dengan mengatakan tidak mampu mengelola Jakarta tetapi pada pernyataan Pashya Ungu juga didapati hal demikian dengan mengatakan bahwa orang yang mengkritik harus sama dengan orang yang dikritik dengan mengatakan "Apakah bro Giring sudah pernah teruji mengelola sebuah kota/ daerah/ bahkan kelurahan? 

Bagaimana memperbaiki argumentasi itu ?

Jawab : Untuk memperbaiki hal tersebut bisa kita lihat dimulai pada halaman 21 bahwa yang dicari adalah memikirkan kebenarannya bukan pembenaran. Pembenaran bersifat politis dan cenderung untuk memenuhi kebutuhan-kebuthan subjek. Sementara itu, kebutuhan untuk menjadi benar adalah kebutuhan yang terkait dengan nilai-nilai yang telah disepakati sebagai benar dalam proses kemanusiaan dan melihat esensi dari seluruh argumen tersebut. Karena proyek berpikir kritis adalah sebuah proyek kebenaran dengan melihat esensi dari kebenaran sebuah masalah. Jadi yang seharusnya dilontarkan oleh Pahsya Ungu adalah dengan tidak mengatakan logika yang menyesatkan tersebut tetapi menunjukkan kekurangan dalam kebijakan Anis Baswedan mengelola Jakarta secara transparan lalu membandingkan kinerja prestasi Anis Baswedan. Dari situ terlihat apakah Anis Baswedan dapat mengelola Jakarta atau tidak tanpa harus mengatakan  "Apakah bro Giring sudah pernah teruji mengelola sebuah kota/ daerah/ bahkan kelurahan?. Kalau logika ini yang digunakan, apakah harus menjadi pejabat dulu baru boleh mengkritik kebijakan yang dilakukan oleh pejabat lainnya yang berbuat semena-mena. Dan menjadikan masyarakat yang tidak menjabat itu pasif, diam saja dengan yang dilakukan oleh pejabat semena-mena tersebut. 

        Penulis sabtu pagi ini membaca buku berjudul Berpikir Kritis Kaidah Penerang untuk Hidup Benar dan Selamat Menghadapi Banjir Informasi dan Hoaks karya Dr. Saifur Rohman, M.Hum pengajar di Universitas Negeri Jakarta. Walaupun agak berat dalam memahami bacaannya sebisa mungkin ada yang dipaham walau sedikit. Karena berpikir kritis itu diperlukan sekarang ini untuk membentengi dari tipu daya tsunami informasi apalagi menjelang pilpres 2024 nanti. Disini dijelaskan beberapa 12 berpikir sesat dan 3 berpikir benar menurut Richard L. Kirkham. Buku yang sangat asik karena disetiap akhir babnya ada analisis kasus yang membuat kita bukan hanya sekedar membaca tetapi ikut menyelami dengan memberikan jawaban atas kasus tersebut sebagaimana yang penulis tuliskan diatas. 

             Bahkan di dalam Al Qur'an pun ayat tentang memikirkan penciptaan Allah SWT banyak sekali bertebaran. Jadi niat untuk belajar berpikir kritis ini karena Allah juga yang menyuruh tetapi kita juga harus mengetahui bahwa pikiran manusia itu terbatas maka harus dibarengi dengan Iman, karena beberapa hal ada yang tidak bisa dilogikakan dengan akal terbatas ini maka digunakan perantara keimanan.

            Dalam kaitan kurikulum K13 maupun Kurikulum Merdeka pun ditekankan untuk peserta didik berpikir kritis. Tetapi apakah guru siap dengan pikiran kritis dari peserta didik ? ini merupakan tantangan sekaligus kompetensi yang harus ditingkatkan oleh guru. Dengan tsunami informasi dizaman sekarang ini, informasi bertebaran dimana-mana, peserta didik dapat mengakses itu kapan saja, guru pun dituntut harus bisa mengimbangi informasi tersebut dengan selalu berpijak kepada kebenaran bukan pembenaran. Maka memperbanyak data yang valid dan shohih dengan memperbanyak membaca referensi serta kebijaksanaan dari seorang guru harus dikedepankan. Sebagaimana dijelaskan di dalam Al Qur'an Surah An Nahl :125 bahwa gunakanlah dengan cara hikmah dan pengajaran yang baik, jikalau berdebat,debatlah dengan cara yang baik.  Tentu menggapai yang baik itu perlu perjuangan dan proses, salasatu perjuangan seorang guru adalah terus memperbaiki dirinya sehingga ia bisa dapat menjadi teladan. Termasuk dalam hal mengelola berpikir kritis yang berlandaskan hikmah. Salahsatu caranya adalah dengan memperbanyak membaca buku yang bukan sekedar membaca tetapi paham dan dapat di aplikasikan kepada kehidupan sehari-hari. Penulis sendiri sedang berusaha untuk hal tersebut. 

            Apalagi beberapa bulan lagi PPDB(Penerimaan Peserta Didik Baru) akan dilaksanakan. Maka untuk orangtua harus juga mempunyai skill berpikir kritis juga terhadap informasi yang diterima. Jangan sampai ditipu orang yang mengakibatkan kerugian. Ambil informasi langsung dari pihak sekolah jangan mengambil dari "katanya". Semoga pada saat pengurusannya nanti dipermudah dan selalu diberi kelancaran sehingga bisa memberikan pendidikan yang bermakna kepada anaknya. 

Komentar