Pernikahan Putri Sang Inspirator

 

    Hari ini adalah pernikahan anak OmJay dan Ibu Siti Rokayah bernama Mba Intan yang akan dipersunting oleh Mas Fazar. OmJay adalah salahsatu inspirasi dalam hal dunia menulis, dengan keyakinannya bahwa "Menulis setiap hari, maka lihatlah keajaibannya". Betapa ribuan guru sudah membuktikan virus keyakinan OmJay tersebut untuk membuat tulisan bahkan lahir diantaranya karya-karya berupa buku baik buku Antologi maupun buku solo. Pernikahan anak OmJay tersebut dilaksanakan di Aula Musdalifah Islamic Center Bekasi, kami mengucapkan dari alumni KBMN (Kelas Belajar Menulis Nusantara) gelombang 28 semoga Allah ridhoi pernikahan tersebut, dan Samawa hingga surga serta menciptakan generasi yang beriman kepada Allah dan Rasulnya serta bermanfaat untuk manusia lainnya. Aamiin...

        Tepat hari ini juga dibuka Whatshapp grup KBMN (Kelas Belajar Menulis Nusantara) gelombang 29, dan sontak saja penulis langsung membagikan ke komunitas lain, agar muncul penulis lainnya yang lebih produktif dan terpendam bakatnya. Penulis akui sebenarnya diri ini tidak pintar untuk masalah menulis tetapi dengan modal semangat belajar dan nekat saja dengan ditopang suasana lingkungan yang optimisme akhirnya sampai detik ini penulis sudah menelurkan karya buku solo sebanyak dua buah yakni " Pengabdian Literasi Sang Guru" dan " Menggapai Cahaya Ramadan dengan Tadarus Pendidikan" . dan 4 buku Antologi. 

            



        Sebenarnya banyak hal yang bisa kita tuliskan tetapi terkadang terkendala sumbatan atau kebuntuan yang melanda. 2 kendala tersebut dapat diatasi dengan banyak membaca. Membaca pun bukan hanya buku tetapi membaca keadaan juga. Membaca dan menulis adalah diantara dasar bagi seorang guru yang menginspirasi. 

          Kemarin penulis bertemu dengan seorang guru SLB di Kandangan. Banyak ilmu yang didapatkan dari komunikasi tersebut. Diantaranya penulis belajar bahwa mengajari siswa yang istimewa itu perlu kesabaran jika di SLB, belum kalau mereka lagi kambuh dan mengamuk bahkan hingga sampai diluka-luka tubuh dari pengajarnya. Di SMA sendiri sekarang mulai menerima siswa yang inklusi, saat ini disekolah penulis pun menerima siswa yang istimewa walaupun kategori istimewanya masih yang lambat dalam berpikir. Sepengetahuan penulis ketika siswa inklusi diterima di SMA/SMK maksimal di setiap kelas hanya dua saja. Ini perlu perhatian khusus bagi panitia PPDB untuk memetakan hal tersebut terutama guru BP. 
      Hal lainnya lagi adalah sebuah kesedihan dari guru SLB di Kandangan bahwa makin bertambahnya siswa yang istimewa. SLB Kandangan adalah termasuk siswa yang terbanyak di Provinsi Kalimantan Selatan. ketika penulis tanya mengapa hal itu bisa terjadi. Biasanya karena pola makan, gizi yang kurang sebagian besar dari keluarga yang dibawah rata-rata atau kurang mampu.  Mungkin perlu riset yang lebih mendalam untuk hal tersebut. Dan cita-cita dari seorang guru SLB ini adalah agar sekolahan SLB itu tutup yang artinya bahwa tidak ada lagi anak yang terkategori siswa yang istimewa. 

        Dari cerita beliau, penulis bersyukur ditempatkan oleh Allah mengajar di SMA, mungkin kalau ditempatkan di SLB belum tentu bisa sesabar itu kepada muridnya karena tingkah laku mengamuk dan labilnya. Oleh karena itu menurut penulis sementara ini menyimpulkan bahwa kompetensi pribadi yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan oleh guru bahkan orangtua adalah kompetensi syukur dan kompetensi sabar. Dua hal ini yang digunakan sebagai alat ukur untuk menilai seorang anak. Dan tidak semena-mena dalam melabeli seseorang. Karena kita mungkin tidak riset mengenai latar belakang, situasi dan kondisi siswa tersebut. Itu lah penulis katakan menjadi guru di akar rumput itu sangat sulit dengan berbagai tuntutannya disamping mengajar. Oleh karena itu kerjasama antarpihak perlu dibangun selalu agar makin banyak siswa yang berprestasi akademik maupun non akedemik serta akhlaknya. Yuk selalu menjadi guru pembelajar dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun.





Komentar