Merayakan Hardiknas 2023

 


    Alhamdulilah sekolah kami tepat pada hari Selasa 2 Mei 2023 ikut memperingati sekaligus merayakan hari Pendidikan Nasional yang bertemakan "Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar" dengan memakai pakaian adat oleh Dewan Guru beserta Staff Tata Administrasi Sekolah. Upacara berjalan dengan khidmat dan khusyu dengan diawali pernyataan Kepala Sekolah Bapak Mohamad Farid Amrullah, S.Pd., M.M.Pd dengan mengatakan bahwa "adab lebih tinggi dibandingkan prestasi atau ilmu". Jadi seharusnya semakin kita banyak prestasi dan memiliki banyak ilmu juga makin tinggi nilai adab yang ditunjukkan seperti membuang sampah pada tempatnya, menghormati guru, disiplin masuk kesekolah dan adab lainnya. 

    



          Pembelajaran holistik atau menyeluruh pada kurikulum merdeka lebih ditekankan yakni dari segi pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), maupun keterampilan (psikomotorik). Karena pada sebelumnya hanya aspek pengetahuan saja yang lebih dikedepankan dibanding yang lainnya. Bahkan di pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI dan BP) pada buku Petunjuk Teknis Penilaian Kelulusan Peserta Didik bobot 70 % mengenai sikap/perilaku dan praktik, sedangkan 30 % bobot pengetahuan. Guru pun dituntut untuk memperbarui paradigmanya dalam pembelajaran yang tidak hanya monolog(satu arah) kepada peserta didik melainkan menekankan komunikasi dan kolaborasi terhadap kebutuhan murid. Lantas bagaimana guru menilai sikap murid karena sikap itu bersikap dinamis dan abstrak ? Didalam panduan buku petunjuk teknis disebutkan adalah dengan cara non tes, penilaian yang dilakukan sebagai dampak hasil dari pembelajaran, pembiasaan, dan latihan yang diadakan selama proses pendidikan di sekolah. 

Langkah-langkah perencanaan penilaian sikap dengan observasi antara lain :

1. Menentukan sikap yang akan diamati di sekolah mengacu pada kompetensi yang harus dikuasai.

2. Menentukan Indikator sikap yang akan diamati.

3. Menyusun format lembar observasi penilaian sikap.

    Langkah-langkah teknik penilaian diri, penilaian antar teman, dan jurnal bisa dilakukan dengan instrumen angket ataupun skala sikap. Sikap /perilaku yang dinilai adalah sikap/perilaku yang ingin dibentuk melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dan sikap yang ditetapkan oleh satuan pendidikan sebagai sikap yang harus dikuasai, diterapkan, dibiasakan, dan diinternalisasikan murid yang menjadi keunggulan atau ciri khas sekolah. Jadi disinilah letak merdeka belajar, setiap sekolah memiliki instrumen yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan sekolah tersebut. SMA Negeri 1 Rantau sebagai sekolah tertua di Kabupaten Tapin pun didalam visi-misinya menekankan kepada bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, penerapan yang bisa dinilai adalah seperti budaya 5 S( Salam, sopan, santun, senyum, sapa),  keaktifan shalat dhuzur berjamaah, dan keaktifan tadarus Al Qur'an setiap pagi.  Tentu pembiasaan dan penilaian ini bisa terwujud jika didalamnya terdapat kerjasama yang tinggi oleh warga sekolahnya. Bagaimana pembiasaan dan penilaian karakter disekolah pembaca? Yuk Sharing.

     Sebuah refleksi juga untuk seluruh guru bahwa sebaik apapun kurikulum yang dihadirkan kepada institusi pendidikan jika tidak ada jiwa pembelajar sepanjang hayat yang dimiliki oleh guru maka kurikulum tersebut hanya sebatas wacana dalam tataran konsep saja yang tidak berdampak kepada budaya sekolah dan didalam diri murid disekolah. Maka semangat pembelajar sepanjang hayat ini harus dibudayakan kepada diri kita sebagai guru agar cita-cita peradaban generasi Indonesia emas dapat terwujud. Memang ini bukan perkara instan, tetapi proses. Sekecil apapun kontribusi proses yang kita berikan kepada pendidikan maka itu akan berdampak besar pada ekosistem pendidikan yang berkualitas.

       Akhirnya Selamat merayakan dan memperingati hari Pendidikan Nasional 2023, semoga dengan peringatan ini makin meningkatkan kualitas kompetensi,sikap, dan keterampilan seluruh guru hebat di Indonesia.

        

Komentar

Posting Komentar