Mental Erick Thohir untuk Pendidikan

 

        Penulis tadi malam ketika membuka instagram tidak sengaja melihat instagram Bapak Erick Thohir yang melakukan konferensi pers mengenai kedatangan Timnas Argentina untuk melawan Indonesia sekitar Bulan Juni nanti . Sungguh langkah yang luarbiasa karena suatu kemajuan yang progresif dari persepakbolaan Indonesia dengan mendatangkan lawan dengan peringkat 1 dunia.  Dengan sebuah mental yang dibangun bahwa Indonesia itu besar, Indonesia itu kuat, Indonesia hebat. Ini menandakan bahwa jika suatu urusan itu dipegang dengan orang yang sesuai bidangnya maka kesuksesan akan tercapai didepan mata.

          Penulis teringat sebuah hadis yang mengatakan bahwa sesuatu urusan jika diserahkan kepada bukan ahlinya maka tunggulah kehancuran. Dan ini benar-benar sebuah narasi yang harus digunakan oleh masyarakat kita diberbagai lini untuk kemajuan termasuk dunia pendidikan. Tadi malam saya menonton Youtube dari channel Pendidikan Vox Point, melihat pendidikan dari kacamata seorang pakar pendidikan Bapak Indra Charismiadji yang mengatakan bahwa Indonesia hingga sekarang belum memiliki grand design atau rancangan besar mengenai pendidikan. Padahal pihak Kemdikbudristek sudah membayar mahal untuk mengindentifikasi penyakit pendidikan kepada PISA dengan sebuah rekomendasinya adalah tingkatkan kualitas kompetensi guru.

        Namun, menurut pakar pendidikan tersebut rekomendasi tersebut tidak dijalankan oleh Kemdikbudristek malah dengan menganti kurikulumnya. Seharusnya yang harus dilakukan oleh Kemdikbudristek adalah dengan meningkatkan kualitas pengajaran oleh guru tersebut. Kita mengetahui bahwa hasil uji kompetensi guru diidonesia itu rata-rata hanya 5,6. Jika kita lihat angka 5,6 ini adalah raport merah. Seharusnya yang dilakukan oleh Kemdikbudristek adalah melatih guru tersebut agar angka tersebut minimal bisa standar. Pada kurikulum merdeka ini untuk mengatasi hal ini ada namanya guru penggerak. Guru yang dilatih untuk melatih guru. Target Kemdikbud adalah sekitar 4 ratus guru untuk mengikuti kegiatan ini. Disekolah penulis sendiri masih banyak yang tidak ikut program ini dikarenakan mungkin malas untuk mengikuti rangkaian kegiatan atau merasa tidak sanggup mengikuti kegiatan tersebut. Padahal program ini menurut penulis sangat bagus sekali, karena guru dilatih terus-menerus untuk meningkatkan pedagoginya dan yang terkait dengan proses pembelajaran di sekolah. Penulis sendiri sebenarnya ingin ikut program guru penggerak ini, tetapi karena masa mengabdi dibawah 5 tahun jadi otomatis belum lulus persyaratannya.  

            Jumlah guru di Indonesia ini ada sekitar, 3,3 juta guru. Menurut pakar pendidikan diatas seharusnya yang dilatih itu 3,3 juta guru bukan hanya 4 ratus guru. Beliau mengatakan bahwa seharusnya yang mengajar guru itu adalah pelatih khusus seperti di Negara Singapura. bukan guru yang melatih guru. Guru fokus untuk mendidik dan mengajar murid. Sedangkan pelatih khusus tersebut fokus kepada kualitas guru. ini yang belum dimiliki oleh Indonesia. Jadi rekomendasi dari pakar ini adalah seharusnya guru-guru di Indonesia diperbanyak pelatihannya dibanding dengan hanya menganti kurikulum. Penulis sendiri melihat bahwa ketika guru-guru mengikuti pelatihan banyak oknum guru yang hanya berorientasi pada jumlah jam sertifikatnya saja tanpa melihat subtansi pelatihan tersebut. Ini sangat disayangkan. 

            Oleh karena itu kita perlu seperti Erick Thohir yang paham bola dengan segala isinya,  begitu juga dengan pendidikan,seseorang yang memang paham tentang segala teori pendidikan dan praksisnya. Bukan karena hanya seseorang tersebut membantu memenangkan sebuah pertarungan politik lalu ia diangkat menjadi pejabat pendidikan tanpa melihat latar belakang dan kesungguhannya untuk membangun pendidikan atau populernya saja. Maka menurut penulis langkah yang dibangun untuk menjadikan pendidikan ini luar biasa adalah dari sebuah mental pimpinan dan seluruh gurunya. Mental untuk memiliki jiwa pembelajar sepanjang hayat. Karena dunia pendidikan ternyata memiliki permasalahannya tidak sederhana tetapi kompleks, dibutuhkan juga mental resiliensi untuk mengatasi permasalahan diakar rumput. Mental resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk beradaptasi terhadap kejadian yang berat atau masalah yang terjadi didalam kehidupan.

Komentar