Bintang Pendidikan

 


" Orang tidak membeli APA yang kita lakukan, mereka membeli MENGAPA kita melakukannya"

(Simon Sinek)

        Alhamdulilah tepat Rabu 17 Mei 2023 kemarin diadakan kegiatan perpisahan sekolah di SMA Negeri 1 Rantau dengan tema Per aspera ad Astra bermakna menuju bintang melalui jerih payah. Dikutip dari blog Ibu Murliyani (https://murliyani12.blogspot.com/2023/05/menuju-bintang-melalui-jerih-payahi.html?m=1 ) bahwa itu adalah motto negara bagian Amerika Serikat, Kansas. Motto ini juga digunakan oleh kota Cirebon pada masa pemerintahan Belanda.

      Dari tema diatas dikatakan bahwa untuk menjadi bintang harus melalui jeri payah. Bintang dapat diartikan sebagai kesuksesan dalam menghadapi problem yang menghambat didalam diri. Jadi ketika seseorang sudah selesai dengan dirinya sendiri, dapat berbahagia dengan segala yang ditakdirkan, dan membagikan kebahagiaan tersebut kepada orang lain maka itulah bintang sesungguhnya. Semoga perayaan perpisahan kelulusan ini bukan sekedar seremonial saja tetapi dijadikan batu loncatan sebagai awal mula menjadi manusia pembelajar sepanjang hayat. Karena kelulusan ini adalah sebagai tanda pernah melakukan aktivitas bersekolah sedangkan kegiatan berpikir tidak ada kata perpisahan.


        Bintang disini dapat diartikan sebagai kesuksesan dalam hal profesi kita, Guru. Penulis kemarin membaca buku berjudul "Start With Why" karangan Simon Sinek dan alhamdulilah sudah menyelesaikannya membaca tepat pada saat Hari Buku Nasional berlangsung. Didalam buku tersebut dikatakan bahwa kekuatan "Mengapa" itu sangat dahsyat bagi seseorang. Ketika seseorang mengetahui mengapanya dengan jelas maka ketika apa yang dilakukan dan bagaimana ia melakukan sesuatu tersebut akan lebih bermakna dan jutaan karya akan bertebaran. Ini menjadi pertanyaan untuk diri sendiri, mengapa kita mau menjadi guru ? beragam jawaban akan tersedia sesuai dengan kebutuhan seseorang tersebut, tetapi semakin jelas mengapa kita, itu akan mempengaruhi respon kita terhadap keseharian. Semakin jelas mengapa kita, optimisme akan  berjaya dan inovasi akan tumbuh subur.

        Setelah mengapa kita jelas, maka didalam hukum penyebaran yang kita butuhkan adalah orang yang mempercayai kita. Semakin jelas mengapa kita maka akan ada yang mempercayai kita, ketika itu terjadi perabadan nilai-nilai baik akan mulai terbangun dengan awet.

        Mengapa penulis menjadi guru ? Karena untuk melayani ilmu. Melayani ilmu adalah suatu kondisi ketika kita belajar sesuatu dan membagikan ilmu tersebut dengan sebaik-baiknya serta mempratekkannya kedalam kehidupan sehari-hari. Kewajiban seorang guru adalah belajar dan mengajarkannya. Ketika energi melayani ini terpatri apapun kendala pembelajaran disekolahan maka penulis sebisa mungkin meningkatkan kompetensi untuk memberikan kepada peserta didik pembelajaran dengan sebaik mungkin. Walaupun manusia tidak sempurna, tetapi Allah selalu melihat kesungguhan kita, usaha kita, proses kita. Ketika energi melayani ini muncul, maka sukarela untuk mensedekahkan waktu untuk selalu belajar tanpa harus menunggu surat pelatihan dari Dinas atau lainnya akan terlaksana. 

        Salahsatu bentuk layanan seorang guru adalah menyebarkan semangat literasi yang bukan hanya sekedar jargon belaka. Guru idealnya harus membaca buku, karena itu adalah dasar pijakan sebagai guru. Bayangkan jika gurunya saja tidak membaca, apalagi muridnya. Teringat suatu idiom yang mengatakan " Guru kencing berdiri, Murid kencing berlari". Setiap apapun yang dilakukan oleh guru maka sedikit banyaknya akan ditiru oleh murid. Memang menjadi guru itu sebenarnya susah karena dia harus menjadi role model (teladan) bagi muridnya baik disekolah maupun di masyarakat. Tetapi ganjaran yang diberikan oleh Allah akan diangkat derajatnya, sesuai dengan kesungguhannya mengajarkan dan mengamalkan ilmunya. 

        Alhamdulilah hari ini akan diluncurkan buku Antologi siswa SMA Negeri 1 Rantau berjudul "Start With Kontrol Diri". Buku hasil keroyokan nulis bareng siswa kelas X-4 dan X-5 ini sebagai bentuk seorang guru untuk memberikan pengalaman dalam menulis buku yang diterbitkan. Semoga makin banyak manfaatnya dan literasi kita makin meningkat. 


           Memang materi berupa uang itu penting, tapi tanpa mengapa yang jelas dan bermanfaat maka uang tersebut hanya menjadi kesenangan yang semu bahkan awal dari perpecahan. Sejatinya kebahagiaan seorang guru adalah ketika melihat muridnya sukses dunia akhirat, bisa berbahagia dengan dirinya, dan membagikan kebahagiaannya kepada orang lain serta berkontribusi membangun peradaban yang lebih baik. Jangan sampai idiom "guru digugu dan ditiru"  hanya menjadi sejarah kuno yang beralih menjadi " Guru digugu hanya di kelas dan tidak dapat ditiru". Semoga seluruh guru hebat dan ikhlas serta cerdas yang ada di Indonesia selalu diberikan kesehatan oleh Allah, dibahagiakan oleh Allah keluarganya, dan mampu melihat muridnya berkontrobusi dengan sangat baik dikemudian harinya..aamiiin....

Komentar