Alhamdulilah hari ini adalah Ramadhan ke 16. Tepat malam nanti 17 Ramadhan, umumnya masyarakat Indonesia memperingati Nuzulul Qur'an, Kebetulan penulis ditugaskan di Masjid Agung Humasa sebagai pengisi acaranya yakni membacakan Al Qur'an. Semoga kita semua selalu bersama Al Qur'an dan kelak mendapatkan syafaat dari Al Qur'an.
Siang ini penulis bertugas menjadi bilal di Masjid Darul Falah Lumbu Kabupaten Tapin. Hampir saja penulis lupa jadwal karena ketiduran dari jam 6 pagi hingga jam 11 siang. Untung saja ketika membuka WA , Guru Ahmad Mahfuzi mengirimkan pesan secara pribadi mengingatkan bahwa bertugas hari ini. Alhamdulilah tugas berjalan dengan lancar. Pengisi khutbah kali ini adalah Guru M.Fauzan, beliau membuka dengan mengatakan bahwa pentingnya menjaga keluarga dari kemaksiatan. Keluarga termasuk ayah dan ibu memegang peranan penting dalam mendidik serta mengingatkan anak-anaknya agar tidak melakukan maksiat yakni membuka aurat bagi wanita dan berhubungan dengan tidak ada tali pernikahan. Sebagaimana dijelaskan di dalam Q.S At-Tahrim ayat 6 " Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu....".
Guru Fauzan juga menyadur sebuah hadis yang mengatakan tidak akan masuk seseorang kedalam surga apabila melakukan 3 perkara ini : Meminum Khamr(Mabuk), durhaka kepada orangtua, dan dayus. Dayus adalah orang yang tidak memiliki rasa kepedulian terhadap keluarganya untuk menjalankan taat kepada Allah SWT. Maka daripada itu binalah keluarga kita agar selalu bisa taat kepada Allah SWT dengan selalu belajar agama. Apalagi di era sekarang yang dibutuhkan bukan hanya perintah, tetapi teladan dalam menjalankan fungsi mendidik. Tanpa teladan dari orangtua mustahil anak-anaknya akan mengikuti perintah Allah SWT.
Disamping teladan, dialog atau ngobrol bersama anak dizaman sekarang harus lebih diperbanyak dibandingkan bermesraan dengan gadged(alat digital). Karena memang gadged lebih banyak menjawab rasa penasaran kita akan sesuatu, disamping disana banyak juga hiburan tetapi rasa cinta kepada makhluk yang hidup alat digital tersebut tidak akan pernah bisa dimilikinya. Peran orangtua lah untuk menghidangkan rasa cinta dalam bentuk perhatian kepada anak-anaknya, bermanja-manja kepada anak. Gus Baha termasuk orang yang memanjakan anaknya, hingga ia diprotes oleh keluarga besarnya. Ketika ditanya, mengapa melakukan hal itu ? Gus Baha menjawab bahwa orang yang memenuhi kebutuhan anak demi mengawal kalimat tauhid itu adalah ibadah. Kita disunnahkan melonggarkan kenikmatan pada anak mumpung belum mukallaf. Jangan sampai si anak kecewa dengan sistem keluarga, lama-lama dia kecewa dengan Islam yang Anda tanamkan. Jadi, jika seorang anak sudah senang mengaji Al Qur'an, senang ibadah itu harus didukung penuh. Kalau dia suka mainan, belikan dia mainan, termasuk hebatnya Rasulullah SAW bahkan Hasan Husain pernah bermain dengan anak anjing dibawa masuk kedalam kamar Nabi tetapi Beliau tidak memarahi mereka.
Orangtua harus menghormati anaknya, diantara adab para Nabi ialah memuliakan anak. Karena anaklah yang kelak lebih panjang waktunya untuk membawakan kalimat tauhid. Jadi hubungan anak dengan orangtua harus mempunyai sikap senang, nyaman tapi bukan nyaman karena nafsu melainkan sudah diikat dengan kalimat tauhid. Jangan sampai sang anak berhutang budi dengan orang yang fasik, orang yang tidak taat kepada Allah SWT. Karena sang anak berhutang budi dengan mereka akhirnya segala perilakunya diikuti termasuk tidak shalat, tidak mengaji Al Qur'an, dan lain-lain. Jadilah orangtua yang dibutuhkan oleh anak. Dengan mengawal anak dengan kalimat tauhid. Karena anak adalah aset utama orangtua dalam kebahagiaan dunia akhirat. Sebagaimana ada hadis yang mengatakan ada 3 hal yang tidak akan terputus amalnya salahsatunya adalah doa anak yang shaleh.
Kesimpulan dari pembahasan kali ini agar kita bisa menjaga keluarga di era sekarang adalah
1. Didiklah anak dari kecil untuk senang beribadah walaupun diiming imingi hadiah, mainan dan sebagainya
2. Berikan suasana nyaman dan senang ketika di rumah.
3. Berikan waktu lebih banyak untuk ngobrol bersama anak apapun pembahasannya.
4. Berikan batas waktu kepada keluarga untuk bermain handphone dan fokus dalam suasana obrolan tersebut.
5. Disamping perintah, orangtua harus memberikan teladan yang baik kepada anak-anak dan istrinya.
Masya Allah tabarakallah Ust. Edmu.....sukses selalu yaa
BalasHapusSangat bermanfaat pa edmu...sìp
BalasHapus