Ingin mengetahui bagaimana cerita kisah tentang Nabi Yusuf A.S?
Bagaimana supaya tidak malas belajar ?
Kita mendengar secara umum mengenai keistimewaan Nabi Yusuf A.S yang terkenal. Bahwa beliau memiliki wajah yang rupawan, sebagai contoh pejabat yang adil dan sukses, serta orang yang sangat berpengetahuan. Tak kenal maka tak sayang, hari ini kita akan mengenal lebih dekat dengan Nabi Yusuf A.S. Nabi Yusuf itu adalah anaknya Nabi Ya'kub A.S. Nabi Ya'kub mempunyai ayah bernama Nabi Ishaq A.S. Nabi Ishaq mempunyai ayah bernama Nabi Ibrahim A.S. Jadi beliau masih keturunan Nabi Ibrahim A.S yang menjunjung tinggi tauhid kepada Allah SWT. Nabi Yusuf memiliki 11 saudara ,diantara saudara seibunya adalah Bunyamin, selebihnya saudara lain ibu.
Keistimewaan Nabi Yusuf adalah namanya terdapat didalam Al Qur'an bahkan dijadikan nama surah ke-12. Saya akan menceritakan sebagian kisahnya yang tecantum didalam Al Qur'an. Untuk mendalaminya silahkan baca keseluruhan Surah Yusuf tersebut,agar mengetahui lebih lengkapnya. Hari ini kita akan mentadaburi sebagian Surah Yusuf.
Pada ayat 4 diceritakan bahwa " (Ingatlah),ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, "Wahai ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan, kulihat semuanya sujud kepadaku."
Lalu pada ayat 5 " Dia(ayahnya) berkata, "Wahai anakku ! Janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudara mu, mereka akan membuat tipu daya (untuk membinasakan)mu. Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia."
Dari 2 ayat ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa kedekatan dengan orangtua harus dibudayakan. Salahsatu kedekatan kita dengan orangtua adalah selalu menceritakan apapun dan memintakan sumbangan pertimbangan untuk berbagai hal, dalam cerita ini pertimbangan yang diminta adalah mengenai ta'wil mimpi atau makna dari mimpi tersebut.
Tetapi karena Nabi Yusuf dan Nabi Ya'qub itu sungguh sangat dekat, kalau bahasa sekarangnya adalah se-frekuensi, hal itu menimbulkan kecemburuan dari saudara-saudaranya, seperti yang disebutkan pada ayat 8 " ketika mereka berkata, "Sesungguhnya Yusuf dan saudaranya (Bunyamin) lebih dicintai ayah daripada kita, padahal kita adalah satu golongan (yang kuat). Sungguh, ayah kita dalam kekeliruan yang nyata.
Pada ayat 9 " bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu tempat agar perhatian ayah tertumpah kepadamu, dan setelah itu kamu menjadi orang yang baik".
Selanjutnya ayat 10 seorang diantara mereka berkata, "Janganlah kamu membunuh Yusuf, tetapi masukkan saja dia ke dasar sumur agar dia dipungut oleh sebagian musafir, jika kamu hendak berbuat."
Dalam 3 ayat ini kita bisa melihat bahwa kecemburuan bahkan iri terhadap nikmat orang lain itu sudah terjadi beribu tahun silam. Bahkan menciptakan dengki yang sangat mendalam hingga merencanakan pembunuhan. Hemat saya itu terjadi karena kurangnya komunikasi dan konfirmasi persepsi antara 9 saudara dengan Nabi Yusuf dan ayahnya. Mereka mendahulukan emosi sesaat tanpa menggunakan akal berpikir yang jernih untuk mengatasi kecemburuan tersebut. Jikalau mereka pada saat itu menggunakan akal jernih mungkin cerita akan berbeda. Jadi yang dapat diambil pelajaran dari ayat ini adalah hidup didunia ini kita pasti bersosial/bergaul kepada orang lain. Setiap manusia pasti memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap hal tertentu, terkadang menimbulkan kesalahapahaman bahkan konfik yang berkepanjangan. Maka kita sebagai orang beriman kedepankan lah komunikasi secara intensif dan konfirmasi terhadap sesuatu, gabungan dari hal ini adalah musyawarah ini seperti yang dijelaskan pada Surah Ali Imran :159 " ......Maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah, Sungguh Allah mencintai orang yang bertawakkal" dan pada Surah Asy-Syura : 38 " Dan (bagi) orang-orang yang menerima(mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka...." Setelah melakukan musyawarah maka serahkanlah segala urusan tersebut kepada Allah SWT. Yakin, dengan hal itu yang kita lakukan maka kita akan terhindari dari macam iri, dengki, fitnah, bahkan pembunuhan antar sesama teman.
Singkat cerita Nabi Yusuf karena mempunyai iman yang tinggi kepada Allah, akhirnya Nabi Yusuf memaafkan kesalahan saudara-saudaranya tersebut. Karena menurut Islam, iman yang paling rendah itu adalah ketika ada orang yang berbuat baik kepada kita,kita membalas juga dengan suatu kebaikan. Sedangkan iman yang paling tinggi adalah ketika kita dizalimi/disakiti oleh orang lain, tetapi kita membalasnya dengan kebaikan,maka itu adalah hal yang sangat luarbiasa.
xxx
Diantara pesan Nabi Yusuf A.S kepada kita sebagai murid agar tidak malas belajar adalah :
1. Mengenai agar tidak malas belajar maka murid harus menciptakan kedekatan dengan orangtua atau teman yang shaleh/shalehah untuk selalu bertukar pendapat mengenai alasan paling mewakili mengapa malas belajar. Entah karena nanti alasannya karena faktor kelas yang tidak kondusif, atau ada teman yang menganggu, bahkan ketidak jelasan guru dalam menyampaikan pelajaran.
2. Pada ayat 18 diceritakan bahwa Nabi Ya'qub kecewa terhadap para saudara Nabi Yusuf yang tidak menepati janjinya untuk menjaga Nabi Yusuf, akhirnya Nabi Ya'qub mengatakan " Kepada Allah saja memohon pertolongan-Nya...". Dari sini kita bisa ambil makna bahwa ketika kita sudah menjalani musibah malas belajar maka minta kepada Allah untuk dibukakan pertolongannya untuk menimbulkan semangat lagi dalam belajar. Maka sebelum kita belajar, sangat diperlukan untuk lapor dulu kepada Allah, agar belajar kita diberkahi dan puncaknya ilmu kita bermanfaat luas untuk khalayak banyak. Dan dikuatkan pada ayat 86 bahwa " Dia (Ya'qub) menjawab, "Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku..." dari ayat ini menegaskan pentingnya seorang murid untuk selalu mendahulukan bercerita kepada Allah sebelum menceritakan kepada orang lain, agar Allah SWT menuntun jalan solusi dari kemalasan belajar tersebut.
3. Pada ayat 87 "......Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang kafir"Ketika malas menimpa diri kita, maka berpikirlah realistis terhadap kondisi kita. cari penyebab kemalasan tersebut, biasanya kemalasan itu terjadi karena dari awal belajar kita tidak memiliki tujuan yang besar dan kuat. Maka tentukanlah tujuan belajar kita, tujuan tersebut bisa berupa cita-cita atau keinginan besar untuk merubah diri kita kepada lebih baik. Setelah mempunyai tujuan tersebut, ketika ditengah perjalanan kita mengalami musibah malas belajar tersebut, selalu ingat tujuan /cita-cita kita tersebut, jangan berputus asa. Semakin besar dan kuat tujuan kita, semakin kecil juga malas belajar kita bahkan putus asa dari belajar tersebut.
4. Pada ayat 100 diceritakan bahwa " Dan dia menaikan kedua orangtuanya ke atas singgasana..." Nabi Yusuf sukses dalam jabatannya sehingga menjadi Menteri yang adil dan bijaksana di kabinet kerajaan waktu itu tetapi beliau tidak melupakan jasa orangtuanya yang sudah melahirkannya, maka ketika kita dalam belajar, sisipkanlah perjuangan orangtua menyekolahkan kita, betapa susah payahnya mereka bekerja agar kita bisa berpendidikan. Jadi tambahkan dalam tujuan belajar agar tidak malas yakni untuk membahagiakan orangtua kelak.
Akhirnya saya menutup dengan ayat terakhir dari Surah Yusuf :111 yakni " Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (Al-Qur'an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Tulisanya bagus mengispirasi
BalasHapus