Ikhlas dan Khusyuk itu Mudah

 Bagaimana cara agar kita bisa mengikhlaskan sesuatu karena Allah ?

Bagaimana cara agar kita Khusyu dalam mengerjakan perintah Allah ? Terutama khusyu dalam shalat.

     Hari ini adalah malam ke 2 Ramadhan. Masih banyak orang berbondong-bondong ke masjid/langgar/mushola untuk melaksanakan ibadah. Semoga kita semua selalu didalam keistiqomahan beribadah hingga mencapai kenikmatan ibadah tersebut. Sore tadi di Masjid Al Amanah Polres Tapin setiap hari kamis sore selama bulan Ramadhan akan mengadakan pembacaan Maulid Habsy kitab Simtud Durar karangan Habib Ali Habsy. Dengan tujuan agar kita bisa mengenal Nabi Muhammad SAW dan puncaknya bisa mengenal Allah SWT bahkan mencintainya dengan setulus hati.

            Berbicara tentang ikhlas, ini adalah ranah hati, hanya pribadi seseorang yang tahu dengan Allah SWT. Didalam Buku Mensucikan Jiwa Intisari Ihya Ulumuddin Al Ghazali yang disusun oleh Sa'id Hawwa pada halaman 318 mengatakan bahwa jika sesuatu itu bersih dan terhindar dari kotoran, maka itu dinamakan khalish(yang bersih). Pekerjaan membersihkan tersebut disebut ikhlas. Lawan dari ikhlas ini adalah syirik. Jadi tempat dari kedua hal itu adalah hati dan ia berkenaan dengan tujuan dan niat. Semakin dia mengenal Allah , semakin bisa dia mengikhlaskan segala sesuatu.

Mengenal Allah

Maka langkah pertama adalah mengenal Allah. Karena esensi beribadah kita adalah bagaimana semua  aktivitas kita semata-mata selalu terhubung dengan Allah SWT. Jadi bagaimana sebisa mungkin kita membersihkan ibadah kita dari kotoran-kotoran hati yang menempel. Kotoran hati bisa berupa sombong, riya, dengki, iri, dan lain-lain. Itu adalah perjuangan hingga kita berpisah dengan ruh. Karena puncak kebahagiaan adalah jika seseorang menjadikan pertemuan dengan Allah sebagai tujuan, akhirat sebagai rumah tinggal, dunia sebagai rumah singgah, badan sebagai kendaraan, dan anggota badan sebagai alat bantu.

Selalu Belajar 

Maka yang kedua adalah belajar mengenai kotoran hati dan cara menyembuhkannya. Termasuk kotornya hati adalah merasa semua yang dititipkan oleh Allah adalah milik kita sepenuhnya. Itu yang mungkin bisa membuat kita susah untuk ikhlas karena Allah. KH.Sholeh Darat berkata ada 3 tingkatan dalam ikhlas. 

1. Ikhlasnya Abidin yakni orang yang ahli ibadah hendaknya menjaga amalannya dari riya, ujub, yakni beramal hanya karena Allah, seraya mengharap pahalanya dan merasa takut akan siksa neraka.

2. Ikhlasnya Muhibbin yaitu orang yang mencintai Allah, beramal karena Allah dengan tujuan untuk memuliakan Allah, tidak untuk meminta pahala kepada Nya, tidak pula sekedar untuk berlindung dari siksa Nya.

3. Ikhlasnya Arifin yaitu orang yang mengenal Tuhannya, bahwa Allah lah yang menggerakkan dan mendiamkan dirinya, ia tidak mempunyai daya upaya dan kehendak. Jadi semua amal yang dikerjakannya semata-mata ia sadar bahwa Allah jua yang menggerakan dalam takdir taat.

    Titik terendah dari itu semua adalah ketika tujuan kita beramal agar ingin mendapatkan pujian, jabatan, dan penghargaan dari orang lain tanpa menyembahkan segala aktivitas kita kepada Allah SWT. Walaupun begitu dalam praktiknya kita mustahil untuk langsung kepada ikhlas yang arifin, perlu proses panjang untuk hal tersebut. Jadi untuk orang awam tidak apa-apa kalau amal kita masih ada riyanya, ujubnya, yang penting selalu niatkan bahwa ibadah ini karena Allah, walaupun baru di lisan saja. Tetapi jangan berhenti diposisi itu, dalam perjalannya kita harus meningkat ke ikhlas Abidin, lalu Muhibbin dan puncaknya adalah Arifin. Sembari itu kita memulai dari sekarang untuk belajar mengenai ikhlas, sebagaimana Q.S Al Baqarah : 156 bahwa"..... Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali".

xxx

        Cara agar khusyuk dalam beribadah adalah memahami apa tujuan kita beribadah dalam hal ini adalah shalat. Memahami makna yang terkandung disetiap bacaan dan gerakan yang kita lakukan. Itu merupakan salahsatu cara untuk khuyuk. Disadur dari Buku Sukses Belajar Melalui Terapi Shalat karya Prof Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag mengenai shalat bahwa itu ibadah yang menggerakkan semua persendian tulang dengan berdiri, membungkuk, bangkit, duduk, berdiri lagi dan seterusnya. Secara tidak langsung shalat mengajarkan kita untuk hidup dinamis, bergerak, terus berusaha, dan berdoa dengan penuh optimisme.

Berdiri dan Takbir Pembuka Shalat

        Melalui Takbir kita sebenarnya sedang menyemangati diri dengan renungan " Wahai Allah, sebesar apapun masalah yang kita hadapi pastilah sangat kecil dn ringan bagi-MU untuk menolong kita. Wahai Allah, seberat apapun beban di pundak kita akan terasa ringan, karena kita yakin Engkau pasti maha Kuasa menolong kita." Kita mengetahui bahwa takbir yang kita lakukan itu hampir seratus kali setiap hari, mengapa masih ada dikantara kita yang pemimis dan putus asa tentang masa depan atau trauma atas masa lalu?

Membaca Surah Al Fatihah 

            Dalam Membaca Surah Al Fatihah sebenarnya terjadi dialog dan jawaban pada semua ayatnya dalam menjalani kehidupan sekaligus memohon petunjuk agar kita diberi kekuatan untuk tetap berada di jalan yang benar dan selamat dari kesesatan. Silahkan hayati dan dalami ayat-ayat tersebut, maka akan mengubah cara berpikir kita kepada lebih baik.

Rukuk

        Semakin lama rukuk kita, maka semakin baik untuk penguatan keimanan, kepasrahan, dan kesehatan kita. Dengan rukuk yang benar dan tidak tergesa-gesa hati kita akan tenang dan damai, sebab kita merasakan kedekatan dengan Allah dan kepasrahan secara total kepada Nya setelah ikhtiar kita yang maksimal. Rukuk juga mengajarkan sikap rendah hati, hormat, dan selalu menghargai orang, sebuah sikap yang sangat dibutuhkan untuk kehangatan persahabatan dan kesuksesan kita.

Bangkit dan Rukuk

            I'tidal berisi pujian kita yang semata-mata untuk Allah. Jangan tersirat mengharap apresiasi atau pujian dari manusia, sebab piujian hanya milik Allah SWT. Semakin banyak kita mengharap apresiasi atau pujian atas apa yang kita lakukan, semakin besar risiko kekecewaan atau stres, serta semakin rusaklah iman kita. Sebaliknya, kita harus menjadi muslim yang selalu memberi apresiasi orang. Sikap apresiatif inilah yang menandai kita sebagai pribadi terhormat dan menyenangkan. Sikap itu juga akan mengundang daya tarik lebih banyak orang untuk bergaul dan bekerjasama dengan kita. Inilah modal besar untuk kesuksesan kita dalam segala bidang. 

Sujud

            Dr. Kholif Abu Syadi menganjurkan perbanyaklah memohon kepada Allah tentang apa saja dalam sujud kita untuk kepentingan dunia atau akhirat. Setiap orang membutuhkan pertolongan Allah untuk mengatasi nasalah-masalah yang bersumber dari pekerjaan, keuangan, penyakit, perangai orang-orang yang menjengkelkan dan sebagainya. Setiap hari kita bersujud sebanyak 34 kali. maknanya kita bisa berubah menjadi pribadi yang lebih ceria, tekun, dan berdisplin belajar atas pertolongan Allah melalui banyaknya sujud tersebut. Optimislah, Allah Maha Kuasa memberi solusi yang terbaik untuk semua masalah kita melalui sujud yang khusyuk.

Duduk Antara Dua Sujud 

                Dalam aktivitas ini berisi permohonan ampunan dan kasih Allah, kesehatan, kesejahteraan, limpahan rizki dan petunjuk Allah SWT.

Tasyahud

                    Dalam Tasyahud kita menyampaikan shalawat dan salam kepada Nabi yang bermakna kita berusaha mengakrabkan diri dengan Nabi, sekaligus mengoreksi diri sejauhmana kita dan keluarga kita meniru akhlaknya agar Allah mencintai kita.

Salam Penutup 

                    Ajaran salam ke kanan kekikiri ini juga mengingatkan kita agar selalu proaktif mencari orang yang kesusahan untuk segera kita bantu sekalipun tidak harus berbentuk materi. Semakin banyak dan tulis kita mendoakan orang, semakin banyak malaikat yang mendoakan kita. Semakin banyak kita menolong orang, semakin banyak pertolongan Allah untuk kita.

           Setelah memahami aktivitas ibadah tersebut, yang paling terpenting adalah berdoa minta  kepada Allah agar kita bisa shalat dengan Khuyuk dan dapat mencapai kenikmatan dalam ketaatan beribadah dan dijauhkan dari godaan maksiat.

                wallahualambisshowab

Komentar

Posting Komentar