Hikmah Pesantren Ramadhan Day 4


        Alhamdulilah hari ini adalah Ramadhan ke 8. Kucuran hujan menemani pagi penulis yang sedang dalam perjalanan ke Banjarmasin, otomatis tidak bisa mengikuti kegiatan pesantren ramadhan pada hari ini, tetapi panitia sangat sigap mengisi rangkaian kegiatan tersebut seperti hari sebelumnya. Terimakasih untuk panitia diantaranya Ibu Syarifah Syifa Al Kaff , Ibu Arbasiah, Ibu Shalehah, Pak Yani, dan seluruh yang ikut membantu terlaksananya kegiatan ini.


            Hari ini yang mengisi tausiyah adalah Guru Muhammad Syawarni Abdan bin KH. Ali Nurdin Margasari. Beliau lama di Tarim menjadi khadam Habib Umar bin Hafidz. Semoga kita semua mendapatkan keberkahan dari kedatangan beliau ke SMA Negeri 1 Rantau. Penulis menyalin catatan dari siswi SMA Negeri 1 Rantau bernama Nathania kelas XI IPA 1. Dituliskan disitu bahwa dinamakan Bulan Ramadhan karena bertepatan dengan bulan panas. Puasa Ramadhan ada pada tahun ke-2 ketika Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah pada bulan Sya'ban. Diantara keistimewaan Nabi Muhammad hingga banyak nabi yang meminta agar menjadi umatnya. Satu-satunya Nabi yang dikabulkan oleh Allah SWT menjadi umat Nabi Muhammad SAW adalah Nabi Isa A.S.
            Meninggalkan puasa Ramadhan secara sengaja adalah dosa besar. Jika sengaja membatalkan puasa tidak akan bisa mengqadha selama satu tahun. Nabi Muhammad SAW dalam melaksanakan ibadah tarawih tidak ada hitungannya. Nabi Muhammad shalat di bulan Ramadhan maupun diluar Ramadhan tidak pernah lebih dari 11 rakaat. Nabi Muhammad SAW shalat witir pada waktu sebelum beliau tidur. Sedangkan shalat 23 rakaat itu tidak lakukan oleh Nabi Muhammad SAW tetapi dilakukan pada zaman sahabatnya yakni Umar bin Khattab.


            Paling penting dalam tausiyah ini bahwa amal ibadah apapun yang dilakukan namun tidak didasari shalat maka akan hilang semua amal-amal yang pernah dilakukan. Penulis hari ini ada kegiatan dibanjarmasin yakni melaksanakan seminar proposal tesis di UIN Antasari Banjarmasin. Mohon doanya agar menjadi ilmu yang bermanfaat dan mendapat keberkahan, apalagi malam ini bertepatan dengan haul ulama Kalimantan Selatan yakni Guru Ahmad Zuhdianoor. Beliau adalah ulama yang sangat humble dengan masyarakat serta contoh nyata ketawaduan walaupun ilmu beliau sangat banyak. Semoga kita bisa mencontoh kebiasaan beliau. Beliau meninggal pada 9 Ramadhan atau 2 Mei 2020 ketika sedang covid. Beliau meninggal dalam usia 48 tahun setelah dirawat dirumah sakit Medistra Jakarta. Diantara pesan beliau adalah " walau kita penuh dosa maksiat, namun hendaklah senantiasa berharap agar kita kelak mati dalam keadaan husnul khatimah"


 

 

Komentar