Al Qur'an Bicara Bumi Datar

 Apakah boleh shalat tetapi lupa bahwa belum mandi wajib ?

Apakah benar menurut ajaran Islam bumi itu datar ?

        Didalam Kitab Sabilal Muhtadin Karangan Syekh Arsyad Al Banjari yang diterjemahkan oleh Prof. H. M Asywadie Syukur LC  pada halaman 377 disebutkan salah satu syarat sah shalat itu ada 8 perkara salahsatunya adalah suci dari hadas besar dan hadas kecil. Mimpi basah atau mengeluarkan sperma baik sengaja maupun tidak sengaja, atau bersetubuh jika sudah memiliki pasangan adalah termasuk hadas besar yang wajib disucikan melalui mandi wajib. Tidak sah shalat orang yang masih berhadas melainkan bagi orang yang tidak menemukan air dan tanah,  Shalat orang yang tidak menemukan air dan tanah dihukumkan sah shalatnya.

          Lantas, bagaimana jika lupa ? Kalau seseorang lupa bahwa ia berhadas dan lalu melakukan shalat maka kepada orang tersebut diberi pahala terhadap qashadnya ( kesengajaan dalam hati akan melakukan shalat) tetapi tidak diberi pahala terhadap perbuatannya karena shalatnya tidak sah. Maka ketika ia ingat,wajib atasnya mengulang shalatnya. kalau ia meninggal sebelum ingat diharapkan keampunan Allah agar tidak disiksa karenanya. Karena diringankan kepada umat Nabi Muhammad SAW jika lupa.

xxx

         Pertama-tama kita harus meyakini dengan sepenuh hati bahwa Al-Qur'an itu adalah benar, jika ada yang salah dalam perkembangan zaman, itu bukan Qur'annya yang salah tetapi pemahaman orang tersebut yang salah. Karena Al-Qur'an akan selalu sesuai dengan segala zaman dan segala penemuan ilmiah tidak akan bertentangan dengan Al Qur'an. Terkait istilah "Konspirasi" kita harus mengetahui bahwa ia adalah suatu informasi yang belum diklarifikasi kebenarannya kepada orang yang menyampaikan hal tertentu . Bisa benar bisa juga salah.  Jadi sikap seorang muslim terhadap isu "Konspirasi" adalah dengan  meneliti dan mengkonfirmasi kepada para ahlinya. Mengenai apakah bumi itu datar atau bulat, saya mengutip dari perkataan dari beberapa ulama Ahlus Sunnah Wal Jama'ah sebagai berikut : 

1. Buya Yahya dari Cirebon mengatakan bahwa sebagaimana dijelaskan pada Q.S Yasin : 40 " Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya" Maknanya adalah malam akan selalu ada, siang akan selalu ada dan tidak pernah akan hilang malam dan siang ,ini menandakan bumi itu berputar karena di Indonesia sekarang adalah siang, tetapi di Amerika Serikat sedang malam hari. Jadi Bumi itu bulat karena bumi berputar. 

2. Gus Baha dari Jawa Tengah mengatakan bahwa dalam menganalisis lafadz didalam Al Qur'an, ada lafadz makna dan ada hakikatnya. Seperti didalam Al Qur'an dijelaskan Q.S Al Kahfi : 47 " Apakah kamu tidak melihat bahwa bumi itu datar ?"  melihat itu hakikat atau belum tentu ? jawabannya adalah belum tentu, karena bumi datar itu dalam pandangan mata, soal hakikatnya bisa saja bulat.  Didalam Al Qur'an juga disebutkan Q.S Al Kahfi :17  bahwa "Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu". Jika kita memahami secara tektual ayat tersebut maka matahari itu jika dilihat seperti ke selatan, dan ke utara tapi hakikatnya tidak demikian karena matahari berputar sesuai porosnya sendiri. Contoh lain jika kita ditanya, Bulan itu lebarnya berapa ? ketika memandang lebarnya seperti piring datar.  Apakah lalu kita akan menganggap bulan itu sepiring karena memandang menggunakan mata ? 

3. Ustadz Adi Hidayat dari Jakarta bahwa jika disebutkan didalam Al Qur'an berupa Kholaqo (Menciptakan) maka itu bentuk/wujud tetapi jika dikatakan Ja'ala (Menjadikan) adalah fungsi yang melekat kepada wujud yang telah ada tersebut. Di dalam Q.S An Naba : 6 " Bukankah kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan"  pada ayat tersebut digunakan kata "Naj'alil" yang bermakna bahwa ayat ini tidak bicara mengenai bentuk bumi  tetapi berbicara mengenai fungsi dari bumi ini bisa digunakan ,bagaimana bumi itu bisa digunakan dalam beraktivitas. Sedangkan pada Q.S Az- Zumar ayat 5 " Dia menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar, Dia memasukkan malam atas siang dan memasukan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Dialah yang Mahamulia, Maha Pengampun" Pada ayat ini di kata "yukawwir"  dengan mengunakan kinayah bahwa dari kata tersebut adalah Qawwara-Yukawwiru-Takwiran  dari kata "Qurrah" itu diterjemahkan dengan seperti bola, Jadi bumi itu bulat. Entah itu bulat murni, atau bulat setengah murni, dan sebagainya yang penting berbentuk seperti bola. Kalau bola itu berputar bukankah seperti terlipat dari atas kebawah,bawah keatas, ini adalah kata majas didalam Al Qur'an . Ketika Allah menampilkan malam , siangnya dilipat kebawah, maka yang ada dibawah merasakan malam, yang diatas merasakan siang.  Pertanyaannya sekarang apakah kita bisa beraktivitas dengan nyaman  di tempat yang bulat ? bisa saja jika tempat itu dihamparkan , maka inilah kuasa Allah. Siapa yang bisa menciptakan menjadikan satu benda yang bulat didalamnya bisa datar, yakni Allah SWT.  

4. Habib Quraish Shihab dari Jakarta mengatakan bahwa ada dua istilah dalam hal ini yakni ada menciptakan (Kholaqo) dan ada menjadikan (Ja'ala). Jika "menciptakan" bumi bentuknya bulat/lonjong. Tetapi kalau bumi Allah sebut  dengan kata "menjadikan" berarti bumi itu datar karena dijadikan untuk manusia yang hidup dimuka bumi ini  dia terus datar, kemanapun kita pergi bahwa bumi itu datar.  Karena didalam Al Qur;an disebutkan kata "menjadikan"  . Disinilah ketelitian dan keajaiban Al Qur'an.

Wallahualam bis shawab

Komentar

Posting Komentar